Jumat, 15 Mei 2015

DARI CUMI-CUMI UNTUK KESEHATAN

Cumi-cumi merupakan salah satu hewan laut dari keluarga Loliginidae, kelas Cephalopoda. Dalam bahasa Latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan Loligo spp, sedangkan dalam bahasa Inggris: squid. Di Indonesia, cumi-cumi dikenal dengan beberapa istilah, seperti enus, nus, sotong, atau sontong bunga. Hewan laut ini umumnya ditangkap pada malam hari, dengan menggunakan lampu petromaks sebagai alat penarik. Mereka umumnya menyukai cahaya di malam hari. Kerumunan cumi-cumi dapat ditangkap dengan menggunakan alat bubu, jaring angkat, jaring insang, pukat cincin, pukat udang, rawai tuna, atau sero.

Cumi-cumi merupakan salah satu jenis hewan laut yang banyak diminati masyarakat, terutama penggemar seafood dan chinese food. Di pasaran, cumi-cumi umumnya dijual dalam dua bentuk utama, segar dan kering asin. Beberapa kelebihan dan manfaat dari cumi-cumi adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Protein
Ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9-40,6 g/100 g cumi-cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi-cumi telah memiliki cita rasa gurih, sehingga dalam pengolahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat = MSG).

Nilai energi yang terdapat dalam daging cumi-cumi juga sangat tinggi yaitu mencapai 265 kkal/100 g bahan. Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran, dan umur.
Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).

Cumi-cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas terhadap daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan sulfur yang cukup tinggi pada cumi-cumi juga menyebabkan cumi-cumi berbau amis ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.

2. Waspada Kolesterol
Kadar lemak pada daging cumi-cumi relatif rendah, yaitu 7,5-10,1 g/100 g bahan, masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah.

Walaupun demikian, konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari karena kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan. Di dalam kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi-cumi, udang, lobster, dan kepiting, memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada produk perikanan tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur, hati, jeroan, serta otak ternak.
Bagaimanapun kolesterol dalam jumlah wajar sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, baik untuk pertumbuhan sel (termasuk sel-sel otak) serta sintesis hormon seks dan vitamin D.

Meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan oleh tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen (200-300 mg) secara normal berasal dari makanan dan selebihnya disintesis oleh tubuh.
Karena itu, konsumsi kolesterol dalam batas wajar, yaitu tidak lebih dari 300 mg per hari sangat perlu dilakukan. Jadi, Anda tidak perlu khawatir dengan kadar kolesterol pada cumi-cumi. Sebab jika Anda menghindari cumi-cumi, berarti akan kehilangan zat gizi lain yang khasiatnya sangat besar bagi kesehatan tubuh.

3. Aktifkan Sel Darah Putih
Seekor cumi-cumi dapat menghindar dari pemangsanya dengan gesit melalui pengerutan otot yang cepat. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan tinta pekat dan gelap akan dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sehingga musuh terkejut untuk beberapa saat. Kepanikan musuh tersebut memberikan waktu yang cukup bagi cumi-cumi untuk segera meloloskan diri.
Cairan tinta cumi-cumi bersifat alkaloid, sehingga tidak disukai oleh predator, terutama ikan. Cairan berwarna gelap ini mengandung butir-butir melanin atau pigmen hitam. Melanin alami adalah melanoprotein yang mengandung 10-15 persen protein. Melanin ini mengikat protein melalui asam amino yang mengandung sulfur, yaitu sistein.

Selain itu, cumi-cumi juga memiliki sistem perlindungan dengan cara mengubah-ubah warna kulit tubuh dengan cepat, kadang-kadang kebiruan, putih, merah, atau cokelat. Perubahan warna ini terjadi karena adanya kromatofor yang merupakan kantong elastis berisi pigmen merah atau kuning. Sel-sel pigmen yang elastis ini dikelilingi oleh ikatan sel-sel otot yang dapat berkontraksi dengan cepat, sehingga sel-sel pigmen menjadi besar dan mengakibatkan warnanya lebih jelas. Mekanisme ini mengakibatkan cumi-cumi dapat berubah warna dengan cepat bila mendapat rangsangan dari luar. Sistem perubahan warna ini juga digunakan cumi-cumi sebagai sarana komunikasi.
Selama ini tinta cumi-cumi belum banyak dikenal, terutama dalam industri jasa boga, tinta cumi-cumi sering tidak dibuang dan dibiarkan di dalam daging cumi-cumi. Namun, beberapa negara, seperti Italia, telah menggunakan tinta cumi-cumi sebagai salah satu bumbu masakan pasta. Di Jepang, kantong tinta cumi-cumi (sepio melanin) yang berwarna hitam dipakai sebagai pengawet dan meningkatkan flavor pada cumi asin.
Bila Anda menyukainya, tinta tersebut tidak perlu dibuang dari cumi-cumi, tetapi dapat dimakan. Tinta cumi-cumi mengandung banyak vitamin, yaitu vitamin A. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang zat tinta yang pekat itu. Beberapa orang justru menganggap zat tinta tersebut penting untuk peningkat cita rasa.

4. Pertumbuhan Kerangka Tulang
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin) 0,09 mg/100 g bahan, B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).

5. Dapat Menurunkan Kandungan Kolesterol Dalam Darah
Kadar lemak pada daging cumi-cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega-3 yang dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah.
Walaupun demikian, konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari karena kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan. Di dalam kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada cumi-cumi, udang, lobster, dan kepiting, memang tergolong tinggi. Namun, kadar kolesterol pada produk perikanan tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur, hati, jeroan, serta otak ternak.

6. Pembentukan Sel Darah Merah
Cumi-cumi juga kaya akan Omega-3, protein, vitamin B, iodium dan berbagai mineral. Kandungan tembaga pada cumi-cumi baik untuk pembentukan sel darah merah.

7. Untuk Obat Kanker
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan Jepang, tinta cumi-cumi dan sotong mempunyai banyak kegunaan, yaitu dapat mengaktifkan sel darah putih untuk memerangi tumor atau kanker. Di samping itu kandungan selenium dan riboflavin pada tubuh cumi-cumi, serta tinta yang dihasilkan oleh cumi-cumi tersebut bermanfaat bagi penderita tumor.
Kini kegiatan para ilmuwan itu adalah mencari zat aktif dalam tinta itu dan mengisolasinya. Diduga zat itu bekerja dengan mengaktifkan komponen sel darah putih yang disebut makrofag alias sel pemangsa raksasa, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh di sekitar sel tumor khususnya. Selain itu, mungkin ada manfaat lain selain sebagai obat melawan tumor. Namun yang pasti, bahan yang biasa dibuang dan tidak dikonsumsi oleh manusia ternyata memiliki manfaat bagi dunia kedokteran.

8. Kesehatan bagi Jantung
Para ahli mengungkapkan, cumi-cumi merupakan sumber makanan laut yang kaya akan protein, omega-3, tembaga, seng, vitamin B dan yodium. Kandungan tembaga pada cumi-cumi baik untuk penyerapan tubuh, penyimpanan dan metabolisme besi dan pembentukan sel darah merah. Namun sebaiknya hindari konsumsi cumi-cumi dengan cara digoreng.

9. Menambah nafsu makan
Anda punya masalah terhadap nafsu makan, atau mungkin anak-anak anda yang sulit makan? Hasil studi oleh Amerika Research mengklaim bahwa kandungan vitamin dalam cumi-cumi memiliki pengaruh untuk meningkatkan nafsu makan yang sehat.
Kandungan mineral dalam cumi-cumi ini mampu menyehatkan sistem pencernaan manusia seperti lambung hingga usus. Kandungan ini termasuk zat riboflavin dan zat niasin yang sangat di butuhkan tubuh.

10. Memperkuat tulang
Setiap 100 gram cumi-cumi mengandung 270 mg fosfor dan 2,7 mg zat besi. Kandungan tersebut sama halnya telah memenuhi kebutuhan gizi harian anda sebesar 17% fosfor, 8% seng dan 10 % magnesium dari total kebutuhan harian anda.
Kandungan tersebut baik untuk kesehatan tulang, memperkuat susunan sel-sel tulang yang kurang padat dengan memicu pembentukan sel-sel baru pengganti sel tua pada tulang.

11. Menghilangkan Bekas Cacar
Bekas cacar pada tubuh terutama wajah akan sangat mengganggu penampilan. Terutama bagi wanita yang menginginkan kulitnya mulus dan indah. Berikut cumi-cumi sebagai obat alami menghilangkan bekas cacar:
·    jemur cumi-cumi tersebut hingga kering dan bersih
·    setelah itu cumi-cumi yang kering tersebut ditumbuk
·    ayak tumbukan cumi-cumi sehingga di dapat serbuk yang sangat halus
·    serbuk itulah yang selanjutnya dijadikan untuk obat untuk mengatasi bekas cacar.
Lakukanlah setiap hari dengan tekun, rutin tiap pagi dan malam menjelang tidur atau sehabis mandi. Mudah-mudahan bekas cacar yang ada pada wajah akan memudar lenyap dan kulit menjadi halus kembali.

referensi: se-ha-ti.blogspot, berbagi-7.blogspot, manfaat.co.id

1 komentar:

  1. Kami menjual aneka Kapur :
    - Kapur Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat
    - Kapur pertanian /Kaptan .
    - Dolomite dll.

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep 081281774186
    085793333234

    Jln. Padalarang - Bandung Barat.

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus