Rabu, 15 Juli 2015

BMP BUDIDAYA UDANG TRADISIONAL DAN SEMIINTENSIF

PENGANTAR
Pengelolaan tambak dengan prinsip Best Management Practice (BMP) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Mendapatkan air pasok yang bebas hama penular dan logam berat yang berbahaya.
Tambak dapat menampung air dan mempertahankan kedalaman sesuai yang diinginkan (tidak rembes).
Mengeluarkan limbah dengan tingkat sedimen dan bahan organik terlarut yang rendah.
Dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis.
Menggunakan bahan kimiawi/obat-obatan yang aman bagi manusia dan lingkungan.
Menebar benih yang sehat.
Untuk memenuhi persyaratan di atas maka unit tambak terdiri dari:
Saluran pengairan (sumber air pasok).
Unit tandon (terdiri dari petak karantina, petak pengendapan, petak biofilter).
Petak pemeliharaan.
Petak pengolahan limbah.

KELOMPOK PEMBUDIDAYA
--Pembentukan Kelompok
ü  Anggota minimal 10 orang
ü  Memiliki kepengurusan yang jelas (Ketua, Sekretaris, Bendahara)
ü  Memiliki AD/ART atau aturan organisasi
ü  Sebaiknya berada dalam 1 kawasan
ü  Didampingi oleh Penyuluh Perikanan
ü  Ketua kelompok sebaiknya dari pembudidaya itu sendiri
Hal yang bisa dilakukan dalam berkelompok yaitu mendiskusikan kegiatan budidaya, memediasi konflik internal, dan mendapatkan informasi terkini terkait budidaya (aspek teknis, ekonomi dan sosial)
--Legalitas Usaha
ü Lokasi sesuai dengan tata ruang
ü Memiliki sempadan pantai dengan lebar minimal 100 meter dari garis pantai
ü Memiliki surat tanda bukti penguasaan lahan (sertifikat hak milik/hak guna usaha)
ü Memiliki Surat izin usaha budidaya, untuk luas <5 hektar tidak wajib memiliki SIUP

PERSIAPAN BUDIDAYA
--Kriteria Lahan Budidaya
   a. Kelayakan Lokasi Budidaya Udang Windu
    1. Terletak di posisi pasang surut
    2. Dekat sumber air
    3. Tidak terletak di daerah bercurah hujan tinggi
    4. Tanah tidak porous
    5. Tidak memiliki kandungan pyrit tinggi
   b. Aksesbilitas
    1. Tersedia prasarana jalan
    2. Sarana dan prasarana yang memadai
    3. Mudah memperoleh benih
Konstruksi
a)     Luas tambak tradisional tidak >10 hektar
b)     30% lahan untuk tandon
Pematang/tanggul
a)     Pematang harus kedap dan kebocoran maksimum 10%
b)     Kedalaman minimal 70 cm dan maksimal 1 meter
Pintu Air
a)     Terbuat dari kayu atau semen dan dilengkapi saringan
b)     Ada juga yang terbuat dari pipa PVC dengan sistem pipa goyang. Untuk luas 1 hektar minimal 4 buah dengan diameter pipa 8 inci
c)      Pintu masuk dan keluar terpisah 
d)     Biasanya digunakan model pintu monik dengan ukuran lebar 0,8-1 m dan dipasang 2 buah tiap petak 1 hektar
--Persiapan Lahan
a. Persiapan Dasar Tambak
ü  Dilakukan dengan membersihkan lumpur yang berada di dasar tambak.
ü  Lumpur tidak boleh ditumpuk di atas pematang.
b. Pengeringan Dasar Tambak
ü  Dilakukan hingga tanah retak-retak (kadar air sekitar 20%)
ü  Tidak boleh sampai tanah berdebu
ü  Pembalikan tanah dilakukan apabila tanah bagian bawah setebal 10-20 cm dan ditandai dengan warna hitam serta bau menyengat
c. Perbaikan Keasaman (pH) Tanah
ü  Dilakukan dengan pengecekan menggunakan pH soil tester
ü  Perbaikan pH tanah dapat dilakukan dengan pengapuran
--Persiapan Air
    a. Pengisian Air
    Dilakukan pada saat pasang air laut atau menggunakan pompa air
    Pengisian air selama 4-6 hari
    Untuk pemasukan air memperhatikan tandon, dan saringan air
    Pengisian air dilakukan hingga kedalaman minimal 70 cm dan secara bertahap
    b. Pemberantasan Hama Ikan
    Dengan pemberian saponin. TIDAK boleh menggunakan Pestisida
    Menerapkan sistem tertutup jika tingkat penyebaran penyakit sangat gawat
--Pemilihan dan Transportasi Benur
a. Pemilihan Benur
  Benur berasal dari hatchery yang bersertifikat (Surat bebas penyakit, keterangan asal benih, tes PCR)
b. Ciri-ciri Benur yang baik
1. Warna dan ukuran relatif seragam
2. Aktif berenang dan menentang arus
3. Anggota tubuh lengkap dan bersih dari patogen
4. Usus terlihat penuh berwarna cokelat
5. Tahan terhadap kejutan salinitas secara mendadak dan uji formalin
c. Transportasi Benur
  Pengangkutan tertutup dengan menggunakan kantong plastik

PELAKSANAAN BUDIDAYA
--Penebaran Benur
ü  Aklimatisasi (Suhu, Salinitas)
ü  Waktu penebaran (Saat udara masih dingin)
--Pengelolaan Jumlah dan Mutu air
ü  Melakukan pengukuran/pergantian air
ü  Melakukan pengecekan mutu air (Salinitas, Suhu, Kecerahan & Warna air, DO, pH, Alkalinitas)
--Pengelolaan Pakan
ü  Pakan Alami dan Pakan Tambahan
ü  Dosis Pakan
ü  Waktu dan Frekuensi pemberian pakan tambahan
--Pengelolaan Kesehatan Udang
ü  Pengamatan tingkah laku/gerakan udang
ü  Pengamatan fisik udang
ü  Sampling Kehidupan dan Pertumbuhan

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT UDANG
--Penyakit dapat terjadi jika:
ü  Kualitas lingkungan tidak stabil
ü  Ada patogen penyakit yang tidak terkendali
ü  Udang/inang tidak sehat
Oleh karenanya perlu keseimbangan antara Inang, Lingkungan dan patogen
--Persiapan Air
ü  Menggunakan saringan pada pintu air
ü  Sebaiknya memiliki tandon
--Biosecurity
ü  Tersedia foot bath
ü  Pembuatan pagar keliling
ü  Menjaga kebersihan area tambak
--Pembrantasan Hama dan Penyakit
ü  Dilakukan dengan pengobatan atau panen dini jika tidak bisa lagi ditanggulangi

PANEN DAN PASCA PANEN
     Mempersiapkan peralatan panen dan tim panen
     Memastikan waktu panen
     Pengambilan udang dengan jala atau jaring secara cepat
     Mencuci udang dengan bersih
     Pengepakan udang

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN TAMBAK
    Monitoring kualitas air buangan di pintu masuk air dan mulut sungai
    Menjaga kebersihan sampah di lingkungan tambak
    Tidak membasmi rumput dengan herbisida
    Jangan menggali tanah pada saat pemeliharaan udang berlangsung
    Menjaga hewan-hewan yang dilindungi
    Jangan mematikan binatang pengganggu seperti Ular dan Biawak
    Lakukan penanaman mangrove
    Membuat papan informasi untuk menjaga lingkungan tambak
    Menciptakan mekanisme pemberitahuan kepada petambak dalam satu hamparan

ANALISA USAHA DAN PENCATATAN KEGIATAN BUDIDAYA
Analisa usaha diperlukan untuk memberikan gambaran terkait prospek usaha yang akan dilakukan, apakah menguntungkan atau tidak.
Pencatatan dilakukan untuk memudahkan ketelusuran dan mencatat kegiatan harian budidaya.

Sumber: WWF Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar