Proses produksi abon
ikan relatif sederhana dan mudah dilakukan. Secara umum, proses produksi abon
ikan, mulai dari tahap pengadaan bahan baku ikan sampai tahap pengemasan abon
ikan, adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah ikan Marlin
yang masih utuh dan segar, untuk selanjutnya dilakukan proses penyiangan.
b. Penyiangan Bahan baku
Pada proses penyiangan
yaitu pemotongan ikan dan pencucian daging ikan, maka bagian kepala, isi perut
dan sirip ikan dibuang. Daging ikan hasil tahap penyiangan sebaiknya direndam
dalam air yang dicampur dengan air cuka. Kadar air cuka yang dipakai adalah
±2%. Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang. Proses penyiangan dapat
dilihat pada gambar 2 di bawah.
Foto 2. Proses Penyiangan daging
Ikan Marlin
Foto 3. Perebusan Daging Ikan
Foto 4. Proses Penirisan dan
Pengepresan I
c. Perebusan
Potongan ikan yang telah
direndam dalam air cuka kemudian disusun ke dalam bandeng dan direbus selama
30-60 menit. Proses perebusan akan dihentikan setelah daging ikan menjadi
lunak. Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan garam
rebus.
d. Pengepresan I
Ikan yang telah direbus
kemudian dipres dengan mesin pengepres. Sebelum dipres, daging ikan tersebut
sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu sekitar 5-10 menit.
Tahap pengepresan
bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah direbus. Makin
sedikit kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan makin baik pula
serat-serat daging yang dihasilkan.
e. Pencabikan I
Setelah daging ikan
dipres, kemudian dilakukan proses pencabikan sampai menjadi serat-serat. Proses
ini bisa dilakukan dengan tangan atau dengan mesin pencabik (giling).
Foto 5. Proses pencabikan I
f. Pemberian Bumbu dan
Santan
Pada tahap ini,
serat-serat daging hasil pencabikan ditambahkan bahan-bahan pembantu
(bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang ditambahkan terdiri dari: bawang putih,
ketumbar, lengkuas yang telah diparut dengan mesin parutan, gula pasir, garam
dapur dan santan kelapa. Proses pembumbuan dapat dilihat pada Foto 6.
g. Penggorengan
Setelah bumbu-bumbu
tercampur secara merata dalam serat-serat daging ikan, kemudian dilakukan
penggorengan ±60 menit. Selama proses penggorengan, secara terus menerus
dilakukan pengadukan agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan
bumbu-bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan dihentikan
setelah serat-serat daging yang digoreng sudah berwarna kuning kecokelatan.
Proses penggorengan dapat dilihat pada Foto 7.
h. Pengepresan II
Tahap produksi berikutnya
adalah pengepresan kembali serat-serat daging ikan yang telah digoreng. Proses
pengepresan tahap kedua ini bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca
proses penggorengan.
i. Pencabikan II
Setelah dipres, kemudian dilakukan pencabikan
tahap kedua agar tidak terjadi penggumpalan. Proses pencabikan tahap kedua ini
akan dihentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan tekstur
yang seragam. Proses pencabikan II dapat dilihat pada Foto 9.
Foto 9. Proses Pencabikan II
j. Pengemasan
Pada tahap akhir produksi
dilakukan pengemasan abon ikan. Jika pengemasan tidak langsung dilakukan, maka
produk abon ikan akan disimpan terlebih dahulu dalam kantung plastik besar (blong)
di gudang penyimpanan, sebelum dilakukan pengemasan (Foto 10).
Foto 10. Abon ikan curah di gudang penyimpanan dan dalam kemasan siap dijual (ukuran 250 g dan 100 g)
Rata-rata waktu yang
dibutuhkan dalam setiap kali produksi abon ikan dengan kapasitas 150 kg bahan
baku ikan Marlin, yaitu mulai dari tahap penyiangan ikan sampai ke tahap
pengemasan adalah satu hari kerja. Diagram alir proses produksi abon ikan ini
dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
Bahan Baku Ikan
Marlin
Penyiangan Bahan
Baku
Perebusan Daging
Ikan (30-60 menit)
Pengepresan I
Pencabikan I
Penambahan Bumbu
Santan
Penggorengan
Pengepresan II
Pencabikan II
Abon Ikan
Penambahan dan
Pengadukan dengan Bawang Goreng (optional)
Pengemasan
Gambar 1. Diagram Alir Proses
Produksi Abon ikan
7. Jenis dan Mutu Produksi
Jenis produk yang dihasilkan
adalah abon ikan yang dijual dalam kemasan 100 gram (60 persen) dan kemasan 250
gram (40 persen). Tabel 4.3 di bawah menyajikan komposisi kandungan gizi dalam
100 gram abon ikan.
Tabel 4. Komposisi
Kandungan Gizi dalam 100 gram Abon Ikan
No
|
Zat
|
Kandungan (gram)
|
1
|
Air
|
4,13
|
2
|
Lemak
|
24,31
|
3
|
Karbohidrat
|
13,41
|
4
|
Protein
|
31,22
|
5
|
Mineral
|
15,87
|
8. Produksi Optimum
Kapasitas produksi
optimal adalah ± 5 : 3, yaitu bahan baku dibanding hasil produksi. Sebagai
contoh untuk 10 kg bahan baku ikan Marlin, yang dicampur dengan bahan-bahan
pembantu, akan diperoleh hasil sekitar 4 kg abon ikan (rendemen ± 40 persen).
9. Kendala Produksi
Kendala produksi
yang sangat dirasakan oleh pengusaha abon ikan adalah kontinuitas penyediaan
bahan baku. Meskipun bahan baku yaitu ikan Marlin dapat didatangkan dari TPI
yang lain, tetapi mengingat sifat bahan baku yang mudah busuk dan persyaratan
produksi dengan bahan baku yang segar, dapat berpotensi pada penurunan
kualitas. Untuk mengatasi hal ini, seyogyanya produsen abon ikan melakukan
pemesanan terlebih dahulu kepada nelayan pemasok langganan di TPI-TPI di
sekitarnya, minimal satu pekan sebelum proses produksi dilakukan.