Garam merupakan salah satu jenis bahan pokok kebutuhan masyarakat yang sangat penting. Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun jumlah produksinya justru mengalami penurunan. Kebutuhan garam dengan kualitas baik di Indonesia masih mengandalkan impor dari luar negeri.
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia, tetapi dalam modul ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam yang masih tepat untuk diterapkan perkembangan teknologi dan ekonomi di Indonesia pada waktu sekarang.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam- macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities).Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”.
Sistem KATUP “Buka Tutup” atau On/Off pada awalnya merupakan hasil kajian BPPP Banyuwan gi bekerjasama dengan Petambak garam Kabupaten Probolinggo pada tahun 2017. Rancangan konstruksi Katup yang sederhana dan berbeda dari pada yang lain selintas mirip rumah kaca namun apabila dilihat lebih detail terbuat dari bahan yang ramah lingkungan yaitu baja ringan (Galvalum) untuk bak penampung serta atap berbahan plastik geomembran/HDPE (High Density Poly Etilen) berwarna bening sehingga pada saat musim hujan dan musim panas dapat dibuka dan ditutup untuk mempercepat proses penguapan dari air laut muda (Be 3) menjadi air laut tua (Be 20).
Konstruksi
Bentuk desain yang aerodinamis berbentuk kubah seperti terowongan, membuat kebersihan (hygiene) garam lebih terjamin kualitasnya akibat debu atau kotoran yang terbawa oleh angin di sekitar lingkungan tambak. Proses produksi sistem Katup (On/Off) ini lebih banyak membutuhkan tampungan air laut tua “Bunker” sebagai penampung air laut yang sudah tua/pekat kadar air garamnya yang bertujuan untuk ketersediaan bahan baku pada saat musim hujan. Hal tersebut terlihat pada Penyuluhan Unit Percontohan Garam di Kabupaten Probolinggo dapat menghasilkan 30 Ton/Ha/5 hari, sedangkan BPPP Banyuwangi mempunyai 1 unit Katup seluas 9 m2 dapat memproduksi garam sekitar 117,30 kg/20 hari pada saat cuaca memasuki musim hujan sehingga apabila dihitung hektar dapat mencapai 12,5 Ton/Ha, hasil produksi garam ini bisa lebih meningkat apabila cuaca sudah memasuki musim kemarau.
Meja katup merupakan meja kristal dari sebagian lahan produksi garam baik produksi garam yang peminihannya menggunakan media tanah maupun media geomembran.Untuk produksi garam yang lahan peminihannya menggunakan media tanah memerlukan waktu yang lama sekitar lima minggu sampai dengan panen. Sedangkan apabila peminihannya menggunakan media geomembran memerlukan waktu tiga minggu sampai dengan panen, disini menunjukkan bahwa produksi garam dengan menggunakan media full geomembra bisa memangkas waktu dua minggu (empat belas hari), namun dari segi biaya lebih banyak.
Bahan Meja Katup
Bahan yang digunakan untuk membuat kerangka meja katup diusahakan bahan yang sangat efektif dan efisien. Efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil atau target yang diharapkan dengan waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu tanpa memperdulikan biaya yang harus atau sudah dikeluarkan. ekerjaan efektif berhubungan perencanaan, penjadwalan dan pengeksekusian keputusan yang tepat guna. Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif jika tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya berhasil dicapai.Sedangkan, Efisien mengharuskan seseorang untuk menyelesaian suatu pekerjaan secara hemat, cepat, selamat dan tepat waktu dimana juga mengharuskan seseorang bekerja secara maksimal tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.Pekerjaan efisien sendiri dapat dilakukan dengan mengevaluasi,membuat perbandingan antara masukan dan pengeluaran yang diterima.Efisien berarti mencari cara terbaik untuk mencapai suatu tujuan.
KanopiBahan pembuat kanopi pun mulai bervariasi, sehingga mudah dipilih sesuai selera dan kebutuhan seperti bahan genting, bahan sirap (kayu), vinil, polikarbonat, kain, plastik, dak beton, seng, dan fiber semen.
Fungsi kanopi adalah: (1) sebagai pelindung, (2) Menciptakan suhu udara dan suasana lebih teduh, (3) Melengkapi desain interoir, (4) Menghemat material bangunan bagian atap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar