Lintah (Herudo medicinalis) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai tinggi. Dalam beberapa tahun ke belakang usaha ekspor lintah ke beberapa negara mengalami peningkatan yang signifikan, di antaranya ke Malaysia dan Filipina.
Hewan yang satu ini bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat pada mereka yang membudidayakanya. Hal ini disebabkan oleh trend untuk meggunakan lintah sebagai alat utama di dalam berbagai jenis terapi dan membantu penyembuhan dari berbagai jenis penyakit
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI LINTAH
Kingdom |
: Animalia |
Filum |
: Annelida |
Kelas |
: Clitellata |
Sub kelas |
: Hirudinea |
Infra kelas |
: Euhirudinea |
Ordo |
: Rhynchobdellida |
Famili |
: Piscicolidae |
Genus |
: Hirude |
Spesies |
: Hirudo medicinalis |
Tubuhnya bulat dan memanjang, Kepala tidak begitu jelas, mulut di bagian ujung anterior dikelilingi oleh sucker anterior sementara anus dikelilingi oleh sucker poterior. Prostomium dapat digerakan keluar masuk bagian mulut. Jumlah ruas dapat mencapai 30 buah atau lebih. Di atas epidermis ditutupi kutikula. Di bawah epidermis terdapat serabut-serabut otot: circular dan longitudinal yang tebal. Rongga tubuh di bagian dalam dibatasi oleh peritoneum. Alat pencernaan komplit terdiri atas mulut, faring, esophagus, crop yang sangat besar, lambung, rectum, dan anus. Alat ekskresi berupa nephridium Memiliki sistem haemocoelom yang dihubungkan dengan saluran dorsal, ventral, dan lateral. Merupakan hewan berumah satu, tidak dapat melakukan pembuahan sendiri.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan penghisap anterior, mulut, faring, tembolok, usus, usus buntu,anus, penghisap, posterior.Budidaya lintah tergolong mudah karena ia tergolong karnivora sehingga cukup diberi pakan belut dan berbagai jenis invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) lain, seperti cacing, siput, dan larva serangga. Di habitat asli, satwa-satwa itu juga pakan utama lintah.
Lokasi budidaya sebaiknya mirip habitat di alam, yaitu tenpat tidak terpapar matahari langsung, agak teduh dan lembab. Tempat budidaya dapat berupa kolam, akuarium, atau kolam fiber. Tak ada aturan baku untuk ukuran kolam. Asar kolam diberi lumpur, bebatuan, pasir, roster atau genting untuk lintah bermain dan menempelkan kokonnya.
Air di kolam juga disesuaikan dengan alam. Untuk pembesaran suhu air 25-30 derajat celcius. Sedangkan untuk pembenihan suhu diturunkan menjadi 18-20 derajat celcius. Derajat keasaman air 5-7, kelembaban udara 30-40%. Lintah berbeda dengan pacet. Yang disebut terakhir biasanya ditemui melekat pada daun atau batang pohon hutan tropis dengan kelembaban udara cukup tinggi yakni 80-90%. Pacet tak menyukai air, sedangkan lintah sehari-hari hidup di air.
Cara mengawinkan lintah mudah. Induk diletakkan dalam suatu wadah berukuran 1 m3 diisi induk sebanyak 800 ekor dengan kondisi lingkungan mirip habitat. Lintah akan kawin, berkembang biak, dan bertelur secara lami. Di habitat asli, lintah bertelur di akar-akar tanaman enceng gondok.
Setelah bertelur induk dipisahkan ke kolam lain agar tidak memakan anaknya. Anak lintah cukup diberi pelet dan setelah 2 bulan baru diberi darah dari pakan hewan ternak tidak bertulang belakang. Lintah layak jual atau mampu menjalankan fungsinya sebagai “pengobat” ketika berumur minimal 4 bulan atau mencapai ukuran 3-4 cm. Harganya Rp.3000/ekor untuk terapi pengobatan.
Meski belum ada standar budidaya yang 100% benar, tapi tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
Manfaat dan Keistimewaan Lintah
Secara umum Hasil yang didapat dari Budidaya Lintah antara lain :
ü Jual Lintah hidup langsung baik untuk bibit maupun pembesaran lintah.
ü Jual Lintah indukan.
ü Jual Lintah untuk bahan minyak lintah
ü Jual Lintah Kering
ü Jual Liur Lintah
ü Yang sekarang lagi trend yaitu jual Lintah untuk terapi pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar