PEMBESARAN
Budidaya ikan patin (Pangasius spp.) dalam
kategori pembesaran
biasanya dilakukan saat benih ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor.
Setelah 6 bulan dibesarkan dalam petakan dapat mencapai 600-700
gram/ekor. A. Persyaratan
Budidaya ikan Patin
memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi
pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut:
·
Tanah yang baik untuk kolam
pembesaran ikan patin adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak porous. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
·
Kemiringan tanah yang baik
untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%o untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
·
Apabila pembesaran patin
dilakukan dengan jala apung yang dipasang di danau atau waduk maka lokasi yang tepat yaitu yang berarus
lambat dengan kedalaman yang
mencukupi (<10 meter).
·
Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
·
PH air berkisar antara:
6,5–7.
B. Pemeliharaan
Pemeliharaan di kolam ditujukan untuk menghasilkan ikan
patin ukuran konsumsi (200-1000 gram/ekor). Masa panen menyesuaikan dengan permintaan
pasar. Pada usia 6 bulan ikan patin
sudah dapat mencapai bobot 600-700
gram. Ikan patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang
cukup baik, meski demikian bisa juga dipelihara pada kolam semen yang tidak
mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam kondisi yang
baik. Wadah/tempat lain yang bisa digunakan adalah kolam
plastik/terpal, karamba bambu, dan karamba
jaring apung. Langkah-langkah
pemeliharaan ikan patin sebagai berikut:
1.
Persiapan Lahan
· Keringkan kolam sebelum diisi air.
· Taburkan garam krosok untuk membasmi
jamur.
· Gemburkan dasar kolam/tanah dengan
cara dicangkul/bajak/traktor.
· Taburkan kapur sebanyak 500-1.000
kg/hektar.
2. Pemupukan
·
Pada kolam lumpur idealnya
perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam
bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu
dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk cair
ditebarkan di saat proses pengeringan air kolam, lalu setelah 3-5 hari masukkan
air setinggi 5-10 cm, kemudian endapkan selama 1 pekan.
·
Setelah 1 pekan tambahkan
air menjadi 30 cm dan selanjutnya masukkan lagi pupuk cair ke dalamnya. Biarkan
selama 3 hari. Kolam siap ditebari benih ikan.
3. Penebaran Benih
·
Waktu yang baik saat penebaran adalah ketika cuaca redup, biasa
dilakukan pada pagi atau petang hari.
·
Jumlah
benih yang ditebarkan (padat penebaran) bisa sebanyak 10-50 ekor tiap meter
kubik air dalam kolam.
·
Sebelum
ditebar ke dalam petakan kolam benih patin perlu diaklimatisasi terlebih dahulu
dengan cara adaptasi media yakni penyesuain tempertur air, kadar garam dan
sifat-sifat air lainnya.
4. Pemberian Pakan
·
Faktor yang cukup
menentukan dalam budidaya ikan patin adalah faktor pemberian makanan. Faktor
makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari
aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberian makanan.
·
Pemberian makan dilakukan 2
kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak
3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
·
Jumlah makanan selalu
berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat
diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh (sampel) yang diambil dari ikan yang dipelihara.
·
Pakan yang diberikan adalah
pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, ikan rucah, sisa-sisa dapur dan lain-lain.
Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi
juga menghemat biaya pemeliharaan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
·
Salah satu kendala dan
masalah budidaya ikan patin adalah
hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam
hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air,
dan burung.
·
Cegah akses masuk hama
tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama
tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu.
·
Penyakit ikan patin ada
yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit
yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit
non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
timbul karena gangguan organisme patogen.
C. Pemanenan
·
Pemanenan adalah saat yang
ditunggu oleh pembudidaya ikan patin. Meski
terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan
tidak mengalami kerusakan, kematian,
cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik,
harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
·
Penangkapan ikan dengan
menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya
penangkapan ikan dimulai di bagian hilir kemudian bergerak ke bagian hulu. Jadi
bila ikan didorong maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan
seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga
kematian ikan dapat dihindari.
Pemasaran ikan
patin
dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu
diusahakan menjual dalam bentuk ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar