Pengasapan merupakan cara pengolahan atau
pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian
senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran
akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta
dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan terlarut dalam
lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa
yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecokelatan.
Jenis-Jenis
Pengasapan
Sumber : (Murniyati dan Sunarman, 2000)
Asap (liquid) pada dasarnya merupakan asam cukanya (vinegar) kayu yang diperoleh dari destilasi kering terhadap kayu. pada destilasi tersebut, vinegar kayu dipisahkan dari tar dan hasilnya diencerkan dengan air lalu ditambahkan garam dapur secukupnya, kemudian ikan direndam dalam larutan asap tersebut selama beberapa jam. Faktor penting yang perlu diperhatikan pada pengasapan liquid, adalah konsentrasi, suhu larutan asap, serta waktu perendaman, setelah itu ikan dikeringkan di tempat teduh. Senyawaan hasil pirolisa itu dari asap cair merupakan kelompok fenol, karbonit dan kelompok asam yang secara simultan mempunyai sifat antioksidasi dan antimikroba. Kelompok-kelompok itu mampu mencegah pembentukan spora dan pertumbuhan bakteri dan jamur serta menghambat kehidupan bakteri dan jamur serta menghambat kehidupan virus. Sifat-sifat itu dapat dimanfaatkan untuk pengawetan makanan. Kelebihan penggunaan asap cair dalam pengasapan adalah:
Dalam proses pengasapan ikan, unsur yang
paling berperan adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Berdasarkan
penelitian laboratorium, asap mempunyai kandungan kimia sebagai berikut: air,
asam asetat, alkohol, aldehid, keton, asam formiat, phenol, karbon dioksida.
Ternyata yang dapat meningkatkan daya awet ikan dalam proses pengasapan
bukan asap, melainkan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam asap. Unsur kimia
itu dapat berperan sebagai:
(1) Desinfektan, yang menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan;
(2) Pemberi warna pada tubuh ikan, sehingga ikan yang telah
diawetkan dengan proses pengasapan berwarna kuning keemasan dan dapat
membangkitkan selera konsumen. Kulit ikan yang sudah diasapi biasanya akan
menjadi mengkilap. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi-reaksi kimia di
antara zat-zat yang terdapat dalam asap, yaitu antara formaldehid dengan phenol
yang menghasilkan lapisan damar tiruan pada permukaan ikan sehingga menjadi
mengkilap. Untuk berlangsungnya reaksi ini diperlukan suasana asam dan asam ini
telah tersedia di dalam asap itu sendiri; dan
(3) Bahan pengawet, karena unsur kimia yang terkandung dalam asap
mampu memberikan kekuatan pada tubuh ikan untuk melawan aktivitas bakteri
penyebab ketengikan.
Pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam
pengasapan ikan. Tujuan pertama untuk mendapatkan daya awet yang dihasilkan
asap. Tujuan kedua yaitu untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli daya
awetnya. Ketelitian pekerjaan dari setiap tahap serta jenis dan kesegaran ikan
akan menentukan mutu hasil asapan. Kesegaran atau mutu bahan mentah perlu
diperhatikan sebab akan menentukan mutu produk ikan asap yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengasapan antara lain adalah: suhu
pengasapan, kelembaban udara, jenis kayu, dan perlakuan sebelum pengasapan.
Nilai organoleptik ikan asap menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI) adalah >7 dengan kriteria kenampakan menarik dan
bersih, bau asap cukup tanpa ada tambahan mengganggu, rasa enak, konsistensi
padat, kompak serta kering antar jaringan. Persyaratan mutu ikan asap menurut
SNI No. 01-2725-1992 tercantum dalam tabel berikut.
Jenis Uji
|
Satuan
|
Persyaratan Mutu
|
|
Organoleptik
|
Nilai minimum
Kapang
|
7
Tidak tampak
|
|
Cemaran Mikroba
|
ALT, maksimum
Escheriscia coli
Salmonella sp.*
Stapilococus aureus*
|
CFU/gram
APM/gram
Per 25 gram
Per 25 gram
|
5x105
<3
Negatif
Negatif
|
Cemaran Kimia
|
Air, maksimum
Garam, Maksimum
Abu, tidak larut dalam
Asam, maksimum
|
% b/b
% b/b
% b/b
|
60
4
1,5
|
Pengasapan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengasapan panas (hot smoking) dan pengasapan dingin (cold
smoking), namun dewasa ini seiring dengan perkembangan jaman pengasapan
juga bisa dilakukan dengan pengasapan elektrik serta pengasapan cair (liquid).
Lebih jelas mengenai jenis-jenis pengasapan adalah sebagai berikut:
1. Pengasapan Panas
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi
diletakkan cukup dekat dengan sumber asap. Suhu sekitar 70-100oC,
lamanya pengasapan 2-4 jam.
Pengasapan panas dengan menggunakan suhu
pengasapan yang cukup tinggi, yaitu 80-90oC. Karena suhunya tinggi,
waktu pengasapan pun lebih pendek, yaitu 3-8 jam dan bahkan ada yang hanya 2
jam. Melalui suhu yang tinggi, daging ikan menjadi masak dan perlu diolah
terlebih dahulu sebelum disantap.
Suhu pengasapan yang tinggi mengakibatkan enzim menjadi tidak aktif sehingga
dapat mencegah kebusukan. Proses pengawetan tersebut juga dikarenakan karena
asap. Jika suhu yang digunakan 30-50oC maka disebut pangasapan panas
dengan suhu rendah dan jika suhu 50-90oC, maka disebut pangasapan
panas pada suhu tinggi.
2.
Pengasapan Dingin
Pengasapan dingin (cold smoking) adalah proses pengasapan dengan cara meletakkan ikan
yang akan diasap agak jauh dari sumber asap (tempat pembakaran kayu), dengan
suhu sekitar 40-50oC dengan lama proses pengasapan beberapa hari
sampai dua pekan. Menambahkan pengertian tersebut pengasapan dingin merupakan
cara pengasapan pada suhu rendah, yaitu tidak lebih tinggi dari suhu 33oC
(sekitar 15-33oC). Waktu pengasapannya dapat mencapai 4-6 pekan.
Penggunaan suhu rendah dimaksudkan agar daging ikan tidak menjadi masak atau
protein didalamnya tidak terkoagulasi. Akibatnya ikan asap yang dihasilkan
masih tergolong setengah masak sehingga sebelum ikan asap disantap masih perlu
diolah kembali menjadi produk siap santap.
Perbedaan pengasapan panas dan pengasapan
dingin tertera dalam table ini.
Jenis pengasapan
|
Suhu
|
Waktu
|
Daya awet
|
Pengasapan dingin
|
40-50°C
|
1-2 pekan
|
2-3 pekan sampai bulan
|
Pengasapan panas
|
70-100°C
|
Beberapa jam
|
Beberapa hari
|
3.
Pengasapan Elektrik
Ikan asap dengan asap dari pembakaran
serbuk gergaji yang dilewatkan medan listrik dengan tegangan tinggi. Ikan
pun mengalami tahap pengeringan untuk mempersiapkan permukaan ikan menerima
partikel asap, kemudian tahap pengasapan, dan tahap pematangan. pada ruang
pengasap dipasang kayu melintang di bagian atas dan dililiti kabel
listrik. Ikan digantung dengan kawat pada kayu berkabel listrik tersebut.
4.
Pengasapan Cair
Proses pengasapan secara langsung yang
umum dilakukan oleh perajin ikan asap memiliki kelemahan, di antaranya
produksi asap sulit dikendalikan dan pencemaran asap dapat mengganggu kesehatan
pekerja dan lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diupayakan
proses pengasapan yang aman dan bebas pencemaran, tetapi tujuan proses pengasapan
tetap tercapai. Salah satu alternatif ialah pengasapan menggunakan asap cair,
yaitu dispersi uap dalam cairan sebagai hasil kondensasi asap dari pirolisis
kayu. Asap cair (liquid smoke)
merupakan kondensat alami bersifat cair dari hasil pembakaran kayu yang
mengalami aging dan filtrasi untuk memisahkan senyawa tar dan bahan-bahan yang
tidak diinginkan lainnya.
Asap (liquid) pada dasarnya merupakan asam cukanya (vinegar) kayu yang diperoleh dari destilasi kering terhadap kayu. pada destilasi tersebut, vinegar kayu dipisahkan dari tar dan hasilnya diencerkan dengan air lalu ditambahkan garam dapur secukupnya, kemudian ikan direndam dalam larutan asap tersebut selama beberapa jam. Faktor penting yang perlu diperhatikan pada pengasapan liquid, adalah konsentrasi, suhu larutan asap, serta waktu perendaman, setelah itu ikan dikeringkan di tempat teduh. Senyawaan hasil pirolisa itu dari asap cair merupakan kelompok fenol, karbonit dan kelompok asam yang secara simultan mempunyai sifat antioksidasi dan antimikroba. Kelompok-kelompok itu mampu mencegah pembentukan spora dan pertumbuhan bakteri dan jamur serta menghambat kehidupan bakteri dan jamur serta menghambat kehidupan virus. Sifat-sifat itu dapat dimanfaatkan untuk pengawetan makanan. Kelebihan penggunaan asap cair dalam pengasapan adalah:
Ø Beberapa aroma dapat dihasilkan dalam produk
yang seragam dengan konsentrasi yang lebih tinggi
Ø Lebih intensif dalam pemberian aroma
Ø Kontrol hilangnya aroma lebih mudah
Ø Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan
Ø Dapat digunakan oleh konsumen pada level komersial
Ø Lebih hemat dalam pemakaian kayu sebagai sumber asap
Ø Polusi lingkungan dapat diperkecil
Ø Dapat diaplikasikan ke dalam
berbagai kehidupan seperti penyemprotan, pencelupan, atau dicampurkan langsung
ke dalam makanan.
Alat pembuat asap cair dapat dibuat dari
dua buah drum yang dihubungkan oleh pipa, berfungsi mengalirkan asap dari drum
tempat pembakaran kayu ke drum yang berfungsi untuk mendinginkan asap sehingga
dihasilkan asap cair. Drum yang berfungsi sebagai pendingin diisi dengan air
untuk membantu proses pendinginan asap.
Bahan dan Alat Pengasapan
--Bahan-bahan (asapan tanpa bumbu):
– Bandeng, tongkol, garam 20% dari berat ikan.
--Sedangkan asapan dengan bumbu bahan-bahannya sebagai berikut:
– Garam 8% dari berat ikan.
– Bawang merah 7%.
– Gula pasir 15% dari berat ikan.
– Bawang putih 25%.
– Bumbu penyedap 1% dari berat ikan.
– Jahe 1%.
Cara
Mengolah:
– Ikan dicuci bersih dari kotoran
dan lendir.
– Dibelah di bagian punggung dari
kepala sampai ekor.
– Insang dan isi perut ikan dibuang.
Jika bahan yang dipakai ikan bandeng, maka lapisan hitam pada dinding perut
dibuang.
– Ikan dicuci bersih dengan air dan kemudian
direndam dalam larutan garam 3%.
– Ditiriskan.
Pada pengasapan ikan tanpa bambu, ikan
direndam dalam hancuran garam sebanyak 20% dari berat ikan (dan ditambah air
kalau perlu) selama 2 jam. Kemudian dibilas (cuci ulang) dengan air bersih dan
ditiriskan lalu dimasukkan ke dalam lemari asap.
Pada pengasapan ikan dengan bumbu,
bumbu-bumbu dihaluskan kemudian dioleskan ke seluruh permukaan ikan. Disimpan
dalam suhu dingin selama 5 jam kemudian dicuci ulang dengan air bersih dan
ditiriskan kemudian dimasukkan ke dalam lemari asap.
Cara
Mengasap Ikan:
– Ikan yang sudah siap untuk diasap
itu diikatkan pada pengait yang ada di lemari asap dengan ekor di atas.
– Supaya bagian dalamnya terkena
asap, maka di antara sisi dinding perutnya ditopang dengan lidi.
– Ikan kemudian dikaitkan ke palang
penggantung dalam lemari asap.
– Sementara itu bahan bakar dan
bahan pengasap sudah dinyalakan dan sudah diatur suhunya serta tebal tipisnya
asap.
– Mula-mula diasap dengan arang asap
tanpa asap selama ½-1 jam pada suhu 40-500C.
– Kemudian diasapkan lagi dengan
asap tebal dan panas selama 3 jam pada suhu 50-600C.
– Terakhir diasap tips untuk
mengeringkan pada suhu 60-800C.
– Setelah selesai pengasapan ini
maka ikan asap dikeluarkan, diangin-anginkan sampai dingin.
– Dibungkus dalam kantong-kantong
plastik.