Selasa, 28 April 2015

STERILISASI AIR DAN BIOSECURITY


Dalam suatu kegiatan budidaya perikanan air merupakan media pemeliharaan biota kultivan yang harus dikelola secara bijaksana (baik dan benar) sesuai kaidah teknis dan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Sterilisasi air merupakan proses pengaplikasian suatu bahan tertentu ke dalam media pemeliharaan yang bertujuan untuk mensterilkan air dari organisme carrier dan ikan serta hewan berdarah merah. Sedangkan biosecurity merupakan langkah-langkah antisipatif menghindari kontaminasi dan atau dampak dari luar yang merugikan terhadap biota kultivan.

Bahan untuk Sterilisasi Air
  • Sterilisasi air menggunakan kaporit dengan dosis 30 ppm.
  • Sterilisasi air menggunakan pestisida (Diazinon, Dursban, Sumithion, Pegasus, dll) dengan dosis 0,3-0,5 ppm.
  • Penggunaan kaporit/pestisida bertujuan untuk membunuh organisme carrier (udang-udangan/crustacea) di dalam petak pemeliharaan yang dikhawatirkan sebagai inang pembawa penyakit.
  • Aplikasi kaporit/pestisida dapat dilakukan dengan cara dilarutkan dengan air secukupnya dalam suatu wadah kemudian kaporit/pestisida tersebut ditebar secara merata ke seluruh permukaan air kolam.
  • Sterilisasi air menggunakan saponin dengan dosis 15-30 ppm.
  • Penggunaan saponin bertujuan untuk membunuh ikan-ikan serta seluruh hewan berdarah merah yang terdapat di petak pemeliharaan udang sebelum penebaran benur.
  • Penggunaan saponin dapat dilakukan dengan cara saponin direndam terlebih dahulu selama 10-12 jam, kemudian air rendaman saponin tersebut ditebar secara merata ke seluruh permukaan air kolam.
  • Setelah 3-6 jam penebaran saponin, ikan-ikan yang mati akan timbul ke permukaan air. Kemudian ikan-ikan yang mati tersebut harus dibuang dari petak pemeliharaan agar tidak terjadi pembusukan.

Sistim Aerasi
Aerator pada petak pemeliharaan berfungsi sebagai:
· Penyuplai oksigen terlarut dalam air
· Menghilangkan stratifikasi dalam air
· Membantu oksidasi gas-gas beracun
Terdapat tiga cara dasar dalam penggunaan aerator di dalam budidaya:
· Aerasi darurat apabila konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah.
· Aerasi pada malam hari untuk memantapkan konsentrasi oksigen terlarut.
· Aerasi yang dilakukan secara terus-menerus.
Dalam keadaan dimana kebutuhan oksigen meningkat secara besar-besaran karena kejadian tertentu seperti misalnya cuaca mendung selama berhari-hari atau kematian phytoplanton secara masal, penggunaan sirkulasi kemungkinan tidak cukup memadai untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut yang cukup pada malam hari. Aerator dapat meningkatkan kecepatan difusi melebihi apa yang dapat dicapai dengan penggunaan sirkulasi, yaitu dengan menambah luas permukaan air yang bersentuhan dengan udara.
Ada banyak macam aerator yang dapat digunakan, di antaranya:
  • Kincir ganda (Long Arm) terdiri dari rangkaian kipas, pipa galvanis dan pelampung yang digerakkan dengan mesin diesel.
  • Kincir tunggal, yang digerakkan secara elektrik dengan menggunakan dinamo 1 PK
  • Menggunakan pompa diesel sebagai aerasi alternatif dengan cara dipancarkan ke dalam petak pemeliharaan.
  • Dengan menggunakan blower (sistim aerasi dasar).
  • Menggunakan aerasi (Aero Two). Biasanya dipergunakan pada petak pemeliharaan yang mempunyai kedalaman lebih dari 1,2 meter.

SISTIM KONTAMINASI DAN BIOSECURITY

Faktor-faktor Kontaminasi
·) Kontaminasi yang disebabkan oleh manusia, yaitu terjadinya kontaminasi air yang belum steril (air saluran masuk/buang) dengan air pada petak pemeliharaan yang telah steril, akibat kelalaian manusia/pekerja tersebut.
·) Kontaminasi yang disebabkan oleh hewan, yaitu masuknya hewan-hewan dari luar areal pemeliharaan ke dalam petak pemeliharaan yang telah disterilkan sehingga terjadi kontaminasi air.

Pentingnya Menjaga Kontaminasi
Penjagaan kontaminasi pada petak pemeliharaan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi penularan/penyebaran penyakit. Penjagaan kontaminasi bisa dilakukan dengan cara:
  • Mengupayakan seoptimal mungkin pematang tidak terjadi kebocoran pada saat dilakukan pemeliharaan.
  • Menutup pintu air serapat mungkin sehingga tidak terjadi kebocoran di masa pemeliharaan.
  • Memagari seluruh areal petak pemeliharaan untuk menghindari masuknya hewan-hewan dari luar
  • Menempatkan air kaporit pada setiap petak pemeliharaan yang berguna untuk mencuci tangan dan kaki sebagai media sterilisasi pada saat akan berpindah dari kolam yang satu ke kolam lainnya.
Reservoir/Tandon
Reservoir adalah suatu petak penampungan air dimana juga berfungsi sebagai tempat sterilisasi air sebelum dipergunakan pada petak pemeliharaan. Petak reservoir juga berfungsi sebagai petak biofilter. Petak biofilter adalah petak untuk menampung volume air dari saluran pemasukan yang kemudian akan terproses secara biologis oleh berbagai jenis ikan, rumput laut atau kekerangan. Volume petakan berkisar 20-50% dari petak pemeliharaan. Pemberian biofilter pada petak reservoir yang perlu diperhatikan adalah jenis dan fungsi yang dibutuhkan untuk mengendalikan kondisi lingkungan yang optimal pada budidaya udang, terutama sifat biofilter yang dapat meminimalkan bahan organik dan racun-racun lainnya serta mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sampai pada saat ini jenis biofilter yang sering digunakan adalah jenis ikan bandeng, rumput laut, kerang hijau dan ikan nila. Setiap jenis biofilter mempunyai kelebihan masing-masing, sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan biologi dan nilai ekonomisnya dalam penebaran ke petak reservoir.

PEMBENTUKAN WARNA AIR

Teknik Pengisian Air
1. Pengisian Air secara Gravitasi, yaitu pengisian air yang mengandalkan pasang surut. Teknik pengisian air secara gravitasi ini dilakukan melalui pintu air yang di beri saringan halus berukuran mata 1 mm, saringan halus tersebut dipasang di bagian depan pintu air.
2. Pengisian Air secara Mekanik, yaitu pengisian air yang mengandalkan pompa, baik pompa listrik maupun pompa yang digerakkan dengan mesin. Untuk menghindari masuknya hama carrier pada petak pemeliharaan maka pada ujung pompa perlu di berikan saringan kondom/plankton yang berukuran mess 90.

Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu metode peragian beberapa bahan yang digunakan untuk membantu percepatan penumbuhan plankton pada petak pemeliharaan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan fermentasi:
·    Dedak 10 kg/ha
·    Bungkil kacang kedelai 5 kg/ha
·    Ragi tape 5 gr/kg bahan
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan fermentasi adalah sebagai berikut:
·    Campurkan dedak dan bungkil kacang kedelai dalam suatu wadah.
·    Berikan air secukupnya, lalu aduk hingga menjadi suatu adonan.
·    Adonan tersebut di masak sampai mendidih kemudian didiamkan hingga dingin.
·    Campurkan ragi yang telah dihaluskan ke dalam adonan, aduk sampai merata.
·    Tutup adonan dan biarkan proses peragian berlangsung selama tiga hari.
·    Setelah tiga hari, adonan siap untuk ditebar pada petak pemeliharaan.
Aplikasi fermentasi dilakukan dua kali dalam satu pekan. Pemberian fermentasi ini dilakukan sampai terbentuknya warna air yang diinginkan.

Pemupukan
Pemupukan merupakan suatu kegiatan pembentukan penumbuhan plankton dalam air sebagai media tempat hidup yang dipelihara. Agar proses dalam pembentukan plankton dapat berjalan dengan baik, selain dengan aplikasi fermentasi dilakukan juga pemupukan ke dalam air. Perangsangan pertumbuhan plankton ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik seperti Urea dan SP36 dengan dosis 1:2.
Cara pemberian pupuk dapat dengan ditebar langsung atau dengan sistim digantung. Kepadatan plankton dapat ditandai dari tingkat kecerahan perairan. Tingkat kecerahan perairan yang diharapkan sebelum penebaran benur adalah lebih kurang 30 cm.

Jenis-jenis warna air yang sering kita temukan di lapangan:
1. Warna Merah Kecokelatan
Warna air ini di dominasi oleh 3 jenis golongan alga merah, yaitu Chaetoceros, Nitzchia dan Skeletonema. Alga ini biasanya hidup pada air yang bersuhu rendah. Baik bagi udang namun sangat susah dijaga kestabilannya karena mempunyai siklus hidup yang singkat serta membutuhkan kondisi yang khusus untuk pertumbuhannya.
2. Warna Hijau Muda
Warna ini disebabkan oleh alga hijau seperti Chlorella, Carteria dan Dunaliella. Kita dapat membuat warna ini lebih mudah dibandingkan warna merah kecokelatan, namun untuk pertumbuhan udang kurang begitu baik. Warna kulit udang akan hijau cerah.
3. Warna Hijau Tua
Warna ini disebabkan oleh alga biru (blue green algae) seperti Oscilatoria, Microcoleus, Phormidium dan Spirulina. Alga ini dapat tumbuh cepat (blooming) pada suhu air yang agak tinggi dan banyak yang mengandung bahan organik yang tinggi. Warna ini menunjukkan kualitas air yang kurang baik namun masih bisa untuk dipergunakan. Karena tingginya kandungan bahan organik dalam air, maka kemungkinan udang terkena penyakit lebih tinggi sehingga kita harus lebih berhati-hati dalam menghadapi warna air hijau tua ini.
4. Warna Kuning
Warna air kuning ini ditimbulkan oleh alga kuning keemasan seperti Chlamydomonas dan Hymenomonus. Ketika bahan organik didekomposisikan oleh bakteri, PH air akan turun dan warna air menjadi kuning. Karena ukuran alga ini sangat kecil, udang tidak mampu menangkapnya. Warna ini kurang baik dalam budidaya udang.
5. Warna Keruh
Warna keruh ini diakibatkan oleh zooplankton atau partikel tanah liat dan bahan organik. Kalau terlihat adanya bintik-bintik putih di air, hal ini disebabkan oleh nauplius dari Rotifera dan Copepoda. Zooplankton jenis ini merupakan makanan alami yang paling baik untuk benur, namun udang besar tidak dapat memanfaatkannya. Nauplius ini dapat pula mengganggu udang dalam bersaing memperoleh ruang dan oksigen. Warna keruh juga disebabkan oleh partikel tanah liat, partikel liat dapat mengikat beberapa jenis mineral, bahan organik, plankton dan alga yang terdapat dalam air. Hal ini menjadikan udang hidup tenang di dasar tambak dan konsumsi makanannya lebih tinggi namun bila kandungan partikel liatnya berlebihan akan mengganggu indra penglihatan dan indera perasa sehingga udang mengalami kesukaran dalam mencari makanan.

Probiotik
Probiotik merupakan bakteri menguntungkan yang dalam pengaplikasiannya bertujuan untuk:
· Mengurangi dominasi bakteri patogen (Vibrio sp).
· Mengatasi pencemaran akibat akumulasi bahan organik berlebihan di dasar kolam yang dapat menurunkan kualitas air pada petak pemeliharaan.
Probiotik terdiri dari bakteri Bacillus sp. dan Rodobacter sp.
Bakteri probiotik (Bacillus sp. dan Rodobacter sp) dapat dikultur dengan cara:
·  Masukkan bibit probiotik sesuai dosis ke dalam air masak yang telah didinginkan.
·  Beri subtrat makanan berupa silase (gula tebu) dengan dosis 1 kg/20 liter air.
·  Aerasi selama 24 jam.
·  Setelah 24 jam probiotik siap untuk ditebar pada petak pemeliharaan.
Dalam mengkultur probiotik ini dikatakan berhasil dengan baik apabila aromanya seperti fermentasi dan mengandung bakteri dengan kepadatan >1 milyar sel/ml.

Rujukan: academia.edu, Mu’amar Abdan

Minggu, 12 April 2015

EFEK NEGATIF MAKAN/MINUM SAMBIL BERDIRI

Orang tua sering melarang kita makan dan minum sambil berdiri. Mungkin kedengarannya seperti nasihat biasa saja, tapi ternyata hal itu ada benarnya dan dapat dibuktikan dari segi agama maupun kesehatan. Mau tahu?

Anda merasa sudah melakukan diet dengan benar tapi berat badan belum berkurang juga? Mungkin ada yang salah dengan cara makan Anda. Kebiasaan makan sambil berdiri bisa jadi salah satu penyebab mengapa Anda tidak memiliki ukuran badan yang proporsinal.

Di zaman yang serba cepat ini, makan bukanlah kegiatan yang spesial lagi. Dahulu, orang-orang selalu makan dalam keadaan duduk untuk menghargai berkah yang diberikan sang pencipta. Namun kini, makan sambil berdiri bahkan berjalan sudah jadi hal yang lumrah. Secara ilmiah, makan sambil duduk dan tetap pada satu tempat membuat otak tidak akan memikirkan makanan lain selain yang ada di hadapannya saat itu. Hal itu karena tubuh akan memberikan sinyal pada otak untuk tidak perlu mencicipi makanan lainnya dan fokus pada satu makanan ketika sedang duduk, dan hal itu membuat Anda lebih sedikit memasukkan kalori dalam tubuh. Mengapa Rasulullah saw. melarang umatnya minum berdiri. Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Ini nyata sekalai dapat dibuktikan dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur moskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

Dari Anas ra. dari Nabi saw.: “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri. Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa itu lebih buruk.” Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah saw. pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!
Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat. Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi, langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter karena banyak limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Diriwayatkan ketika Rasulullah saw. di rumah Aisyah ra. sedang makan daging yang dikeringkan di atas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah saw. duduk sedemikian itu lalu berkata: “Lihatlah orang itu duduk seperti budak.” Maka dijawab oleh Rasulullah saw.: “Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak.” Lalu Rasulullah saw. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan” (HR Bukhari).
Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasulullah saw. bersabda; “Aku tidak makan sedangkan aku menyandar”. (HR. Bukhari). Dan di dalam haditsnya, Ibnu Umar ra. menuturkan: “Rasulullah saw. telah melarang dua tempat makan, yaitu duduk di meja tempat minum khamar dan makan sambil menyungkur”. (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Albani).