Rabu, 29 November 2023

MAGGOT AWETAN

PEMBUATAN PRODUK TURUNAN MAGGOT KERING DAN GRANUL UNTUK PAKAN IKAN

 


 

 1.      Persiapan Alat dan Bahan 

Alat

Jumlah

Satuan

Kompor gas

1

buah

Gas tabung

1

buah

Wajan

1

buah

Sutil/sodet/spatula

2

buah

Timbangan

1

buah

Wadah plastik/baskom

5

buah

Saringan/ayakan

2

buah

Toples plastik

2

buah

Blender kecil/chopper

1

buah

Sendok

1

buah

Maggot

1

kilogram

Pasir yang sudah bersih dan kering

1

kilogram

 

2.  Langkah-langkah kerja

A Pembuatan Maggot Kering

a.   Panaskan 1 kg pasir dalam wajan selama kurang lebih 15 menit dengan api besar

 

b.   Selama menunggu pasir panas, timbang 1 kg maggot

 

c.   Tambahkan maggot ke dalam wajan berisi pasir panas

 

d.   Panggang maggot sambal terus diaduk selama kurang lebih 15 menit 

 

e.   Proses pengeringan selesai jika tekstur maggot renyah dan bentuknya kembung

 

f.    Pisahkan maggot dari pasir menggunakan saringan, tuang ke dalam wadah

 

g.   Diamkan maggot hingga dingin lalu timbang

 

h.   Selanjutnya simpan dalam toples tertutup

 

 B.   Pembuatan Maggot Granul

a.    Hasil dari maggot kering  di ambil setengahnya, kemudian digiling di dalam blender/chopper hingga hancur atau berbentuk granul

b.    Timbang granul

c.     Simpan dalam toples yang tertutup rapat

Rabu, 24 Mei 2023

KENDALA AIR KOLAM IKAN

Seperti halnya ikan-ikan jenis lainnya, dalam budidaya juga tidak luput dari kendala-kendala dan permasalahan. Munculnya kendala dan hambatan dalam budidaya disebabkan faktor-faktor alam dan pengelolaan yang kurang tepat. Kendala yang disebabkan oleh faktor alam yaitu adanya serangan penyakit sehingga mengakibatkan kerugian besar bila tidak bisa mengatasinya.   Kendala yang diakibatkan pengelolaan yang kurang tepat dapat berupa keahlian sumber daya manusia yang kurang berhati-hati dan kurang ketrampilan, pakan yang digunakan dan manajemen air yang kurang tepat.

Berikut ini beberapa permasalahan yang sering muncul dalam budidaya, penyebab dan cara mengatasinya.

 
          1. Pertumbuhan Benih Lambat (Kuntet)

Pertumbuhan benih yang lambat dapat disebabkan oleh faktor yang diturunkan induk, faktor fisika   kimia air yang kurang mendukung dan kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan kurang baik. Apabila penyebabnya adalah faktor fisika kimia air yang kurang mendukung maka untuk mengatasinya Suhu, pH dan faktor kebersihan air harus selalu diperhatikan dengan cara mengontrolnya setiap saat. pH yang terlalu asam akan mengakibatkan pertumbuhan benih lambat. Suhu air yang terlalu rendah juga akan menyebabkan benih menjadi malas makan sehingga kebutuhan gizi dari pakan tidak terpenuhi.

2. Benih Malas Makan

Benih yang malas makan akan tampak kurus. Akibatnya, banyak sisa pakan yang mengendap pada dasar kolam. Benih yang malas makan dapat disebabkan oleh lingkungan dalam kolam itu sendiri, seperti suhu rendah, suplai oksigen kurang, pH asam, jenis pakan yang diberikan atau benih terserang penyakit, seperti sakit perut dan blooting (tidak dapat buang kotoran).

Apabila penyebabnya adalah suhu maka untuk mengatasi suhu air yang terlalu rendah dapat digunakan heater sehingga suhu air akan naik secara perlahan-lahan. Apabila suplai oksigen kurang maka dapat digunakan hi-blow/kincir.

 3. Perut Benih Menggembung Seperti Balon

Kadangkala dijumpai benih dalam kolam dengan perut yang menggembung dan membesar.  Benih dengan kondisi seperti itu diperkirakan terkena blooting (tidak bisa buang kotoran).  Hal ini biasanya diakibatkan oleh suplai oksigen yang kurang dan kandungan nitrit yang tinggi. Cara mengatasinya, air kolam segera diganti dan dasar perairan disipon.  Air kolam yang baru ditambahkan garam.  Suplai oksigen ditambah dengan memperbesar hi-blow

4. Benih Mengambang di Permukaan kolam

Benih yang selalu mengambang di permukaan air kolam diperkirakan mengalami gangguan saluran pernapasan. Terganggunya insang dapat diakibatkan adanya  bakteri atau  adanya  limbah  yang  berupa  logam-logam  berat  atau  kimia lainnya. Cara mengatasinya adalah dengan mengganti air kolam dengan air yang baru karena air yang kotor cukup potensial menjadi penyebab gangguan ini.

5. Mati mendadak

Sering dijumpai mati secara tiba-tiba atau mati mendadak. Bangkainya terapung dipermukaan air. Hal ini membuat panik dan bingung pembudidaya. Apalagi jika yang mati jumlahnya cukup banyak. Kepanikan seperti ini terutama dialami pembudidaya pemula atau yang baru coba-coba. Hal-hal yang dapat menyebabkan gejala mati mendadak dan solusi yang harus dilakukan diantaranya adalah:

a. Suhu air kolam terlalu panas

Jangan sepelekan suhu air kolam. Pertahankan pada kisaran ideal, yakni sekitar 28-30oC, terutama yang masih benih sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang terlalu panas, akan stres dan napsu makan menurun. Pencemaran dan metabolisme tubuh tidak berfungsi dengan baik. Lama kelamaan akan mati. Solusinya, lindungi bagian atas kolam dengan memasang terpal plastik untuk mencegah masuknya sinar matahari secara langsung ke kolam atau gunakan tanaman enceng gondok untuk menyediakan tempat berlindung (shelter) bagi ikan. Tanaman tersebut juga berfungsi sebagai inang bagi sejumlah mikroorganisme yang dapat dijadikan sumber pakan alami bagi

b. Perubahan mendadak pH air secara ekstrim

Pada tahap awal pembuatan kolam, tingkat keasaman atau pH sudah dikondisikan sedemikian rupa agar memenuhi syarat ideal bagi hidup ikan.   Seperti halnya suhu air, pH air kolam juga merupakan hal yang perlu dipertahankan. Biasanya, hujan pertama dapat mengubah pH air dalam waktu singkat. Solusinya, jika turun hujan pada hari pertama, segera ganti air kolam. Penggantian air kolam dilakukan sebagian. Gunakan mesin diesel untuk mengurangi maupun memasok air kolam.

c. Air kolam tercemar zat beracun

Air kolam yang tercemar zat beracun akan menyebabkan kematian   dalam jumlah besar. Zat beracun tersebut biasanya berasal dari sisa pakan yang mengendap di dasar kolam. Dalam jumlah banyak, zat beracun yang terkandung di dalamnya akan menyebar ke seluruh air kolam yang pada gilirannya akan meracuni tersebut. Zat beracun juga bisa berasal dari obat-obatan kimia seperti pestisida. Hal ini sangat mungkin terjadi di kolam yang lokasinya berada di areal persawahan. Terlebih, sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi yang juga dimanfaatkan oleh petani padi. Kemungkinan lainnya, zat beracun berasal dari pakan tambahan (pakan hidup) seperti ikan rucah yang telah terkontaminasi limbah beracun sebelumnya. Solusinya, ganti sebagian air kolam dengan air baru. Jangan lupa, saat menguras sebagian air kolam, ujung pipa pompa disel ditempatkan dikeranjang plastik agar tidak ada yang ikut tersedot.

         6. Air kolam berwarna merah kehitaman

Jika Air kolam berwarna merah kehitaman, tandanya air kolam telah tercemar (terjadi polusi). Pencemaran tersebut diakibatkan oleh penumpukan sisa pakan dan sisa kotoran di dasar kolam. Dalam waktu yang lama, penumpukan sisa pakan akan menjadi racun dan membahayakan bagi kesehatan. Penebaran benih yang padat  memiliki potensi  polusi  air  lebih  tinggi  daripada  penebaran  benih  rendah, karena  kotoran  yang  dihasilkan  lebih  banyak. Begitu juga dengan sisa pakan, karena jatah pakannya lebih banyak. Umumnya, potensi pencemaran terjadi sekitar 2-3 minggu sebelum panen. Solusinya yang harus dilakukan adalah dengan mengganti air sebanyak 40% dari volume air yang ada.

 

Sumber: Pelatihan Manajemen Kualitas Air Budidaya Perikanan, BPPP Banyuwangi, 2021