Selasa, 14 Juli 2020

JENIS GARAM


Garam adalah salah satu komoditas strategis, selain sebagai kebutuhan konsumsi juga merupakan bahan baku industri kimia seperti soda api, soda abu sodium sulfat dan lain-lain. Tanpa garam, manusia tidak mungkin hidup, karena garam bertindak sebagai pengatur aliran makanan dalam tubuh, kontraksi hati dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Dalam tubuh orang dewasa, mengandung sekitar 250 gram garam.

. Definisi
Garam atau lebih dikenal dengan nama garam meja, termasuk dalam kelas mineral halida atau dikenal dengan nama halite, dengan komposisi kimia sebagai Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas 39,3% Natrium (Na) dan 60,7% Klorin (Cl). Garam ini, umumnya berada bersama gypsum dan boraks, sehingga akan terendapkan  setelah gypsum  terendapkan  pada  proses penguapan air laut. Nama halite berasal dari Greek “hals meaning salt (Kerry  Magruder,  Guidelines  for  Rock  Collection).
 Beberapa sifat garam atau Natrium Klorida yaitu bisa berbentuk kristal atau bubuk putih dengan sistem isomerik berbentuk kubus, bobot molekul 58,45 g/mol, larut dalam air (35,6 g/100 g padaC dan 39,2 g/100 g pada 100°C). Dapat larut dalam alkohol, tetapi tidak larut dalam asam Klorida pekat, mencair pada suhu 801°C, dan menguap pada suhu diatas titik didihnya (1413°C). Hardness 2,5 skala MHO, bobot jenis 2,165 g/cm3, tidak berbau, tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, serta mempunyai sifat higroskopik sehingga mampu menyerap air dari atmosfir pada kelembaban 75% (Chemical Index, 1993).
Garam alami selalu mengandung senyawa Magnesium Klorida, Magnesium Sulfat, Magnesium Bromida, dan senyawa runut lainnya, sehingga warna garam selain merupakan kristal transparan juga bisa berwarna kuning, merah, biru atau ungu. Garam banyak dimanfaatkan dalam berbagai macam industri dan diestimasikan sekitar 14.000 produk menggunakan garam sebagai bahan tambahan (The Salt Manufacturers Association, United Kingdom). 

Kandungan Garam
Sebelum mengkaji cara meningkatkan mutu garam rakyat perlu dilihat dulu komposisi air laut pada salinitas 35 ppt (3,5°Be) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel  1. Komposisi Air Laut pada Salinitas 35 ppt
No.
Ion
gram per kg air laut
1.
Cl-
19,354
2.
Na+
10,77
3.
K+
0,399
4.
Mg2+
1,290
5.
Ca2+
0,4121
6.
SO42-
2,712
7.
Br-
0,0673
8.
F-
0,0013
9.
B
0,0045
10.
Sr2+
0,0079
11.
IO3-, I-
6,0x10-5
Sumber: Riley and Skirrow , 1975
Air laut dengan kadar rata-rata seperti diatas mempunyai sifat-sifat/kelakuan kristalisasi berdasarkan perbedaan kepekatan, seperti yang tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Kepekatan dan Senyawa yang Terendapkan dari Air Laut
Tingkat kepekatan (ºBe)
Giliran Mengkristal/Mengendap

3,00–16,00
Lumpur/Pasir/Fe2O3/CaCO3

17,00–27,00
Gips (Kalsium Sulfat)

26,25–35,00
Natrium Klorida

27,00–35,00
Garam Magnesium

28,50–35,00
Natrium Bromida

Sumber: Riley and Skirrow (1975) dan PT Garam (2000)


Tabel 3. Kualitas Garam Berdasarkan Kandungan NaCl

No.
Substance
Ks
Kualitas I
NaCl>98%
Kandungan Air Maksimum 4%
Kualitas II
94.4%<NaCl<98%
Kandungan Air Maksimum 5%
Kualitas III
NaCl<94%
Kandungan Air >5%
Sumber: PT Garam (2000)
Untuk menghasilkan garam dengan mutu baik, maka senyawa-senyawa Kalsium dan Magnesium serta Sulfat harus terlebih dahulu diendapkan. Pada garam rakyat yang memanfaatkan model penguapan total, kadar garam tertinggi yang dapat dihasilkan relatif jarang mencapai 90%, sehingga dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus agar dihasilkan garam dengan kualitas tinggi.

Dengan mengurangi secara keseluruhan kandungan Kalsium, Magnesium dan Sulfat, kandungan NaCl pada garam dapat ditingkatkan menjadi 98,49% (kadar air tidak diperhitungkan), dan bila 75% dari kadar Kalsium, Magnesium dan Sulfat dikurangi maka kandungan NaCl pada garam yang dihasilkan sebesar 95,06%. Tahapan-tahapan pengendapan senyawa dalam air laut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tahap-tahap Pengendapan Senyawa dalam Air Laut
Senyawa yang Terendapkan
Tingkat Kepekatan (Be)
% NaCl Terendapkan
Lumpur/Pasir/Fe2O3
CaCO3
Gips (Kalsium Sulfat) Natrium Klorida (NaCl)

Garam Magnesium
Natrium Bromida (NaBr)
7,1
7,1–16,75
16,75–30,20
26,25–28,5
28,5–35,0 mulai 26,25 mulai 28,5
72
28
Sumber: Riley and Skirrow (1975) dan PT Garam (2000)

Hal ini sangat diperlukan karena bila mampu menghasilkan garam yang bermutu tinggi dengan kadar NaCl lebih dari 95%, Indonesia dapat mengantisipasi untuk tidak perlu lagi mengimpor garam berkualitas atau malah sebaliknya Indonesia dapat merencanakan usaha nasional sebagai swasembada garam bahkan sebagai pengekspor garam bermutu terkemuka di dunia.

Garam dengan kadar NaCl > 95%, masyarakat bisa membuatnya asal menggunakan cara-cara yang diterapkan untuk mengurangi kandungan Kalsium, Magnesium dan Sulfatnya. Sebagai manfaat langsung pada penghidupan masyarakat adalah dengan program peningkatan mutu garam akan dapat meningkatkan diversifikasi sumber penghasilan masyarakat dan Pemerintah Daerah.

Kualitas Garam Konsumsi 
Kualitas garam konsumsi seperti yang telah disebutkan diatas yaitu menurut SNI adalah minimal mengandung NaCl sebesar 94,7 % yang masuk kedalam kisaran kualitas baik atau K II. Garam konsumsi selain mempunyai nilai sesuai dengan SNI juga harus mengandung iodium sebesar 30 – 80 ppm, oleh karena itu dalam proses pembuatannya harus ada iodisasi yaitu penambahan iodium. 

sumber: BRKP DKP 2006