Jumat, 25 Agustus 2017

GELOBANG LAUT

1. Pengertian
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi-sepoi  pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup menimbulkan riak gelombang. Sebaiknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal-kapal atau daerah-daerah pantai.
 Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya.  Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.

2. Susunan/Parameter
Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat bervariasi dan kompleks.  Untuk itu para ahli mendesain sebuah model gelombang buatan untuk memudahkan dalam mempelajarinya, walaupun bentuk gelombang ini kemungkinan tidak akan dijumpai sama seperti gelombang laut yang sebenarnya. Bagian-bagian gelombang yang ideal adalah:
·   Crest, merupakan titik tertinggi atau puncak sebuah gelombang.
·   Trough, merupakan titik terendah atau lembah sebuah gelombang.
·   Wave height, merupakan jarak vertikal antara crest dan trough atau disebut juga tinggi gelombang.
·   Wave length, merupakan jarak berturut-turut antara dua buah crest atau dua buah trough, disebut juga satu panjang gelombang.
·   Wave period, waktu yang dibutuhkan crest untuk kembali pada titik semula secara berturut-turut, disebut juga periode gelombang.
·   Wave steepnees, perbandingan antara panjang gelombang dengan tinggi gelombang, disebut juga kemiringan gelombang.

Gbr. 1. Parameter Gelombang

3. Faktor Pembangkit
Gelombang di laut umumnya gelombang yang dibangkitkan oleh angin (adanya transfer energi dari angin ke laut). Muka air laut tenang dan datar tanpa adanya angin. Ketika angin bertiup, mula-mula terbentuk gelombang-gelombang kecil yang berupa riak (ripple). Riak ini berperan membentuk kekasaran muka laut yang dapat membantu transfer energi dari angin ke laut. Angin terus berhembus, transfer energi semakin besar dari angin ke muka air, sehingga terbentuk gelombang yang lebih panjang (besar) dan memiliki tinggi gelombang semakin besar. Angin terus berhembus, akan tercapai kondisi fully developed sea.
Sifat-sifat gelombang dipengaruhi faktor angin dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kecepatan angin. Umumnya makin kencang angin bertiup, makin besar gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
b. Lamanya angin bertiup. Tinggi kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya cenderung untuk meningkat sesuai dengan lamanya angin bertiup.
c. Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (fetch). Gelombang dengan fetch  kecil biasanya mempunyai panjang gelombang kecil (contoh di danau, panjang gelombang hanya beberapa sentimeter). Sedangkan fetch  yang lebih besar (seperti di laut) memiliki panjang gelombang bahkan mencapai ratusan meter.

Gbr. 2. Pembangkitan Gelombang krn Alam

 Gelombang yang disebabkan oleh gaya periodik, seperti efek matahari dan bulan menyebabkan pasang surut, yang mempunyai perioda sama dengan gaya-gaya penyebabnya. Kebanyakan gelombang yang lain merupakan hasil dari gangguan tak periodik. Partikel air dipindahkan dari posisi seimbang dan untuk mempertahankan ke posisi tersebut memerlukan gaya pemulih. Dalam kasus gelombang air, gerakan partikel hasil dari gaya pemulih bekerja pada  suatu siklus gelombang memberikan gaya perpindahan bekerja untuk siklus berikutnya.

Pada kasus gelombang permukaan ada dua gaya pemulih yang mempertahankan gelombang berjalan. yakni: (1) Gaya gravitasional bumi dan (2) Tegangan permukaan, dimana kecenderungan dari molekul air untuk menempel bersama dan menghadirkan permukaan paling terkecil ke udara.

 Dalam kasus pada gelombang air, jika kulit elastik yang lembut direntangkan/ditarik melalui permukaan air. Gelombang air yang diakibatkan oleh gaya-gaya ini dalam kasus gelombang dengan panjang gelombang kurang dari 1,7 cm, gaya yang utama adalah tegangan permukaan, yang dikenal sebagai gelombang kapiler. Gaya kapiler adalah penting dalam konteks remote sensing di laut. Namun perhatian utama para ahli oseanografi adalah gelombang permukaan dengan panjang gelombang lebih besar dari 1,7 cm, dan gaya utamanya adalah gravitasi, karena itu disebut gelombang gravitasi.

Gelombang yang berjalan melalui material disebut Gelombang Badan, contoh gelombang badan adalah gelombang seismik P & S dan gelombang suara. Tetapi perhatian kita dalam bab ini adalah gelombang permukaan. Gelombang permukaan yang paling familiar adalah yang terjadi di batas antara dua badan fluida, contohnya gelombang dapat terjadi pada batas antara dua lapisan di perairan laut yang berbeda densitasnya. Karena batas tersebut adalah suatu permukaan sehingga disebut gelombang permukaan, tetapi para ahli oseanografi biasanya menyebutnya gelombang internal/dalam.

Osilasi lebih mudah terbentuk pada batas dalam dari pada permukaan laut, karena perbedaan densitas antara dua lapis air lebih kecil daripada batas air dan udara. Karena itu hanya diperlukan sedikit energi untuk membangkitkan gelombang internal daripada gelombang permukaan dengan amplitudo yang sama.

Gelombang internal berjalan lebih lambat daripada gelombang permukaan. Dan gelombang internal ini penting dalam proses percampuran vertikal dalam laut. Gelombang permukaan disebabkan oleh gaya-gaya dari gerakan relatif antara dua lapisan, sebagai contoh tiupan angin di laut, atau oleh gaya eksternal yang mengganggu fluida. Contoh dari gaya-gaya internal adalah tetesan hujan di kolam, gempa bumi, gaya gravitasional dari matahari dan bulan.
Selain itu, gelombang di laut pada umumnya terjadi apabila lautan mengalami gangguan (mendapat gaya lain). Gempa di dasar laut (tektonik, vulkanik) juga bisa menyebabkan terbentuk gelombang, yang kita kenal sebagai gelombang tsunami. Kemudian longsoran tebing di bawah laut juga bisa menyebabkan terbentuknya gelombang. Bahkan kapal yang berlayar juga bisa membangkitkan gelombang meskipun tinggi dan panjang gelombangnya kecil.

4. Klasifikasi
a. Gelombang di permukaan laut dapat diklasifikasikan berdasarkan periodenya seperti tabel berikut:
Tabel:  Klasifikasi gelombang berdasarkan periode
Periode (T)
Tipe Gekombang
Kenampakan Umum
˂ 1 detik
Capillary Waves
 Ripple, riak
̴1 detik
Wind waves (chop)
Gelombang
̴10 Detik
Swell
Breaker, Alun
Menit
Seiches
Gelombang Pelabuhan
Jam
Tidal Waves
Pasang Surut
b. Gelombang berdasarkan kedalaman relatif dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.    Gelombang Perairan dangkal, apabila d/L ≤ 1/20
2.    Gelombang Perairan Transisi, apabila 1/20 ˂ d/L ˂ ½
3.    Gelombang Perairan dalam, apabila d/L ˃ ½
Dimana:  d= Kedalaman perairan (m)
                      L= Panjang gelombang (m)


Secara umum, gerak gelombang laut terbentuk karena adanya pengaruh angin, terutama berhubungan dengan beberapa hal, yaitu: (1) Kecepatan Angin, (2) Jarak Hembusan Angin (fetch), dan (3) Waktu Hembusan Angin.
Pengamatan gelombang dapat dilakukan secara visual dan dengan alat.

Sumber: Bahan materi Sekolah Lapang Iklim Nelayan, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Mas, Semarang, 2017

Jumat, 18 Agustus 2017

FUNGSI LAIN GARAM

(1). Garam sampai saat ini masih ampuh dan banyak digunakan oleh para petani ikan lele untuk mencegah datangnya penyakit yang menyerang ikan lele mereka. Seperti yang dilakukan petani lele di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) yang menggunakan garam untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang menyerang bibit lele.
“Bibit lele berusia tiga hari diberi garam untuk membasmi bakteri selama kondisi cuaca tidak menentu,” kata seorang petani lele, Romel di Pangkalpinang, Ahad (23/3).
Ia mengatakan, pemberian garam pada air kolam dilakukan sampai bibit berusia 14 hari karena pada pada usia itu sudah bisa mengonsumsi pelet dan daya tahan lebih kuat terhadap penyakit yang menyerang.
“Saat lele sudah berusia 14 hari pemberian garam dihentikan karena ketahanan terhadap penyakit sudah cukup kuat apalagi ikan-ikan itu sudah bisa mengonsumsi pelet sebagai bahan makanannya,” katanya.
Ia mengatakan, pemberian garam dilakukan minimal satu kali sehari untuk menjaga bibit-bibit lele itu tetap sehat sampai saat panen.
“Sebelumnya harus diperhatikan juga keadaan air dan tempat dimana bibit-bibit itu dipelihara. Selain itu kita juga harus memilih indukan yang sehat dan tidak mudah terserang penyakit agar telur yang dihasilkan banyak dan menetaskan bibit-bibit yang berkualitas,” katanya.
Demikian juga Tono, seorang petani lainnya yang menggunakan garam untuk mengantisipasi penyakit yang menyerang bibit-bibit lele. “Kalau tidak segera diatasi akan mengakibatkan ikan-ikan mati dan akhirnya kita rugi,” katanya. (sumber: Republika)

(2). Garam (Sodium Klorida) yang sudah sangat kita kenal adalah bahan kimia yang paling mudah didapatkan dan sangat murah harganya. Pembuatannya pun dilakukan oleh orang-orang dengan teknologi sangat sederhana di pinggir-pinggir pantai dan bahkan ada di pedalaman daratan seperti di Beleduk, Jawa Tengah. Beberapa manfaat garam dalam budidaya ikan di kolam diuraikan sebagai berikut:

a. Kendali Parasit
Perendaman ikan dalam air dengan kadar garam 2-5% selama beberapa jam pada kolam atau bak karantina yang disirkulasi dengan putaran (turn over) 1-2 kali per jam, sangat manjur dalam menggendalikan parasit yang menyerang tubuh ikan. Yang tergolong parasit antara lain adalah: Gangguan fungsi insang karena Dactylogyrus; serangan Lernea semacam cacing yang menempel ditubuh ikan; kutu ikan Argulus; bintik-bintik bening atau kecokelatan karena Placobdella sp. atau Gyrodactylidiasis yang menyebabkan ikan merasa gatal-gatal dan menggosokan badannya ke dinding/dasar kolam. Setiap ikan memiliki ketahanan tubuh yang berbeda terhadap larutan garam, oleh karena itu sejak mulai perendaman harus selalu diperhatikan perubahan yang terjadi pada ikan. Bila ikan tampak lemas, melayang-layang, segera pindahkan ke air non garam dan berikan aerasi penuh untuk pengembalian kesegaran.

b. Kendali Kolumnaris
Penambahan garam dalam kolam sangat efektif mencegah serangan bakteri fexibacter columnaris, yang bila menginfeksi ikan akan muncul tanda putih di mulut koi seperti terserang jamur. Perawatan secara rutin minimal sebulan sekali sangat baik bagi ikan koi kita, bahkan dalam cuaca panas seharian yang rata-rata di atas 300C, perlakuan dapat dilakukan sepekan sekali. Kadang tampak tanda yang lebih parah, yakni ada semacam luka di insang. Bila sudah demikian garam saja tidak akan cukup. Segera beri pakan yang telah dicampur dengan Teramicin (1,5 gram per 20 kg berat ikan) untuk 10 hari.

c. Kendali Jamur Saprolegnia
Perawatan rutin dengan garam akan menghindarkan ikan dari berbagai jamur, termasuk Saprolegnia yang tanda serangannya berupa munculnya serabut mirip kapas berwarna kehijauan. Perendaman ke dalam air dengan air garam 2-3% selama 15 hari sekali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan telur saprolegnia. Bila jamur sudah menyerang, maka perendaman lebih lama diperlukan.

d. Mengurangi Keasaman Hujan
Penurunan pH secara mendadak akan menyebabkan stress bagi ikan. Biasanya ikan tampak resah dan mencoba untuk lari kesana-kemari, bahkan ada yang melompat-lompat. Ketika kondisi semacam ini terlihat bahwa setelah pemberian air garam akan sangat mengurangi stress pada ikan. Bila keasaman air kolam meningkat maka pemberian air garam berlanjut sampai 3 hari. Pada kasus tertentu dimana tingkat keasaman tidak kunjung normal, maka diperlukan penambahan larutan buffer (penyangga) untuk menurunkan keasaman, seperti hydrated time yang dapat diperoleh di toko ikan.

e. Pembersihan Kotoran Akibat Air Keruh
Jika air menjadi keruh setelah hujan lebat terjadi atau sindrom pasca pembersihan filter chamber yang menyebab kan banyak padatan melayang-layang di kolam, penambahan garam akan membantu dalam pelepasan partikel-partikel yang melekat pada insang ikan.

f. Mengurangi Stress Saat Handling & Penyortiran
Pembilasan dengan air garam sesaat sebelum memilih, menyortir atau penanganan lainya, akan membantu ikan menjadi lebih tenang dan siap bila harus mendapat tekanan yang tak diduga seperti dikejar-kejar jaring, diangkat, dibolak-balik, dan lain-lain. Garam akan membebaskan insang dari kelebihan air merangsang pelepasan amoniak dan nitrat dari dalam darah. Ini terutama membantu menciptakan keseimbangan kadar darah dan jaringan tubuh lainya.

g. Mengurangi Stres Pengangkutan Ikan
Penggunaan garam dalam bak pengangkutan adalah perlakuan umum untuk mengurangi stres perjalanan. Konsentrasi setinggi 0,8% dapat digunakan secara aman dalam kurun waktu yang agak lama, sesampai di-tempat tujuan, garam juga masih diperlukan untuk kepentingan yang sama, mengurangi stress dan relaksasi bagi otot- otot tubuh ikan.

h. Kendali Problem Insang
Salah satu masalah ikan di kolam adalah adanya sisa-sisa pakan (bila pemberian berlebihan) yang berakumulasi dan menjadi `tamu` asing di jaringan insang. Kondisi semacam inilah yang sering mengundang problem kesehatan insang ikan. Pemberian garam secara rutin, sedikitnya sepekan sekali akan membersihkan insang dan juga kulit tubuh dari kelebihan lendir yang berisi `tamu-tamu` asing dan partikel/organisma lain yang menempel.

i. Pertolongan Saat Kandungan Oksigen Rendah
Ketika ikan tampak megap-megap di permukaan air kolam karena oksigen rendah, pemberian garam sebanyak 1-3% dari berat/volume air kolam akan dengan cepat membebaskan stress dan bahkan mampu mengurangi resiko kematian.

j. Kendali Alga
Garam akan menyatu di filamen alga yang licin di pinggir-pinggir kolam dan akan mengontrol pertumbuhan alga. Tidak seperti perlakuan kimiawi lainnya, garam dapat dengan aman digunakan tanpa dipengaruhi suhu kolam. Meskipun demikian, penggunaan garam tidak dapat menggantikan peranan lain yang mesti kita perhatikan dalam pemeliharaan kolam, seperti pembersihan filter, mengatur kepadatan ikan dalam kolam dan juga menghindari pemberian pakan berlebihan.

(3). Penggunaan Garam Krosok dlm Persiapan Kolam Lele Bioflok:
·      Untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen, maka dilakukan penggaraman dengan dosis 3-5 kg/m³ (3-5 permil)
·      Fungsi lain dilakukan penggaraman adalah menstabilkan pH air
·      Mineral yang terkandung dalam garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
·      Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit

Referensi:
(1). Rahadian Surya dalam http://www.bibitikan.net/peternak-ikan-lele-gunakan-garam-ikan-untuk-mencegah-penyakit/m
(2). Sudardji Asri Koi Surabaya. Saturday, January 30, 2016 dalam
ttps://www.facebook.com/notes/komunitas-pecinta-koi-kpk/sepuluh-fungsi-garam-untuk-kolam-ikan/10156561760700397/
(3). Rosadi Farid. Rabu, 28 Desember 2016 dalam
http://infopenyuluhan.blogspot.co.id/2014/08/persiapan-air-untuk-budidaya-ikan-lele.html