Senin, 24 September 2018

SisNelY (Nelpin)


Indonesia kaya akan sumber daya laut terutama perikanan, tetapi sejauh ini banyak nelayan yang belum optimal dalam kegiatan penangkapan ikan. Nelayan merupakan stakeholders utama di bidang perikanan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sehingga perlu mendapatkan akses teknologi tepat guna dan sederhana untuk membantu kegiatan penangkapan ikan.
Disadari bahwa nelayan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Hal ini disebabkan nelayan merupakan kelompok masyarakat yang hampir setiap hari berhubungan dengan laut dan melakukan kegiatan penangkapan ikan yang hasilnya berkontribusi terhadap perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Selain itu, sebagai negara maritim dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan teritorial, perairan laut 12 mil, dan perairan ZEE Indonesia dan memiliki 17.504 buah pulau dengan panjang garis pantai 104.000 km, secara geografis, Indonesia juga memiliki posisi yang strategis karena terletak di antara dua samudera (Hindia dan Pasifik) yang merupakan jalur pelayaran internasional. Dengan melihat berbagai potensi tersebut maka pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mencanangkan konsep Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan kekayaan laut yang luar biasa ini, Indonesia harus mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Guna meningkatkan peran nelayan dalam pembangunan poros maritim, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberi­kan sentuhan teknologi modern kepada nelayan dalam mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas penangkapan dan operasional kapal. Pemanfaatan teknologi infor­masi dan telekomunikasi yang cukup pesat saat ini seyogyanya dapat menciptakan operasional kapal yang lebih efisien. Inilah yang menjadi tujuan dibangunnya Sistem Informasi Kenelayanan (SIK) atau lebih dikenal sebagai aplikasi Nelayan Pintar.

Aplikasi nelayan pintar yang telah dibangun dapat diakses secara gratis untuk mendukung aktivitas penangkapan ikan. Nelayan yang telah menginstal aplikasi nelayan pintar di gadget androidnya dapat memperoleh beberapa informasi penting antara lain informasi daerah penangkapan ikan, informasi cuaca, informasi harga ikan, informasi kesuburan perairan, dan koordinat posisi dimana dia berada.

Selama ini, informasi-informasi tersebut diperoleh nelayan dari berbagai sumber seperti pemilik kapal, pelabuhan perikanan, atau informasi dari nelayan lain melalui komunikasi radio. Dengan perkem­bangan teknologi informasi dan telekomunikasi, informasi-informasi tersebut dapat disatukan atau diintegrasikan dalam satu sistem dan dapat dilihat di dalam satu genggaman perangkat smartphone. Sistem tersebut dinamakan Sistem Informasi Kenelayanan (SIK) atau lebih dikenal sebagai aplikasi Nelayan Pintar.

Demi menopang tiga pilar kebijakan KKP serta komitmen terhadap kesejahteraan nelayan Indonesia, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan meluncurkan hasil inovasi riset kelautan dan perikanan yang sangat membantu dalam proses penangkapan ikan. Teknologi ini diberi nama Sistem Informasi Nelayan Pintar atau akrab disebut Nelpin atau SisNeLY.
Aplikasi Nelpin ini diharapkan dapat merubah paradigma nelayan dari yang tadinya mencari ikan di laut beralih menjadi menangkap ikan di laut. Implementasi aplikasi Nelpin diharapkan dapat menjadi alat bantu menentukan fishing ground dalam kegiatan penangkapan ikan, yang tentu saja hal ini akan berimbas pada pendapatan nelayan karena dengan lokasi penangkapan yang sudah terlebih dulu diketahui maka nelayan tidak perlu membuang-buang bahan bakar untuk mencari lokasi penangkapan dan tentunya kegiatan penangkapan ikan jadi lebih ramah lingkungan.
Sebagai informasi bahwa Nelpin adalah sebuah aplikasi berbasis smartphone android yang dibuat dan dikembangkan sejak 2015 oleh Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) dalam rangka mendukung nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan. Aplikasi ini merupakan gabungan dari berbagai aplikasi informasi berbasis android, mulai dari Peta Perkiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI), kesuburan perairan, informasi cuaca, hingga informasi harga ikan terbaru, fitur perkiraan BBM serta bantuan. Perubahan ini disesuaikan dengan kebutuhan nelayan.
1. Informasi PPDPI, sumber data: Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) – KKP di Prancak, Bali
2. Informasi cuaca, sumber data: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
3. Informasi kesuburan perairan, sumber data: INDESO (Insfrascture Development for Space Oceanography)
4. Informasi harga ikan, sumber data: Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan – KKP

Aplikasi ini diharapkan membantu nelayan mencari fishing ground sehingga bahan bakar dapat dihemat dan kegiatan penangkapan ikan menjadi lebih ramah lingkungan.
Aplikasi Nelayan Pintar (Nelpin) dapat digunakan pada gadget smartphone android minimal versi 4.0.0. Aplikasi bernama Sistem Informasi Kenelayanan (SI Kenelayanan) ini dapat diunduh lewat layanan Google Play Store, dengan mengunduhnya melalui link ini, https://play.google.com/store/apps/details?id=wtr.nelpin.kkp&hl=en_US.
Perkembangan teknologi informatika saat ini berkembang dengan sangat pesat dan pemanfaatannya telah diaplikasikan di banyak sektor termasuk kelautan dan perikanan. Sistem Informasi di sektor perikanan salah satunya telah digunakan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menunjang perikanan tangkap, dikenal sebagai Sistem Informasi Kenelayanan (SIK). Dengan sistem ini, komunitas nelayan dapat mengakses informasi seperti daerah penangkapan ikan, informasi cuaca, informasi harga ikan, informasi kesuburan perairan melalui aplikasi pada perangkat gadget android mereka.

Ruang Lingkup SIK

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) pada tahun anggaran 2015 mendapatkan tugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun Sistem Informasi Kenelayanan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagai stakeholder. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) sebagai salah satu unit kerja Balitbang KP mendapat tugas untuk mengintegrasikan data dan informasi dari unit kerja lain ke dalam satu aplikasi yang dapat diakses oleh nelayan, yaitu aplikasi berbasis android.

Selain P3TKP, pembangunan sistem informasi nelayan pintar di Balitbang KP juga dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP). Kegiatan ini sebagai pendukung dari program SIK P3TKP.

Data dan Informasi

Sepuluh informasi (menu) utama yang disediakan dalam aplikasi Nelayan Pintar adalah:
--Daerah Penangkapan,
--Lapor Tangkapan,
--Perkiraan BBM,
--Cuaca Perairan,
--Gelombang Perairan,
--Arah Angin,
--Harga Ikan,
--Pelabuhan,
--Hitung BBM, dan
--Nama-nama Ikan.
Sedangkan informasi lain sebagai menu tambahan adalah:
--Obrolan (Chat)
--Kontak.
Semua menu tersebut disajikan dengan tampilan yang mudah dimengerti dan mudah dioperasikan layaknya sebuah smartphone. Dengan Sistem Informasi Nelayan Pintar, nelayan dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan melalui satu aplikasi pada perangkat gadget android yang mereka miliki. Hal ini akan memberikan kemudahan dan manfaat bagi nelayan, sehingga diharapkan produktivitas mereka meningkat.


Unit kerja yang mendukung SIK antara lain informasi Praki­raan Daerah Penangkapan Ikan bersumber dari Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) – KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Sejak tahun 2000, BROL telah mengembangkan teknologi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI). Pembuatan PPDPI didasarkan pada informasi sebaran konsentrasi klorofil-a, suhu permukaan laut, dan anomali tinggi permukaan air laut dari citra satelit. Saat ini ada 3 jenis PPDPI yang dihasilkan BROL, yaitu PPDPI Nasional, PPDPI Laut Sawu, dan PPDPI Pelabuhan Perikanan.

Informasi PPDPI tersebut selama ini dise­barkan melalui situs web KKP, melalui pelabu­han perikanan, dinas kelautan dan perikanan setempat, dan juga melalui SMS center. Selain PPDPI, BROL juga telah mengembangkan Peta Lokasi Penangkapan Ikan (Pelikan) Tuna, Pelikan Cakalang, serta Pelikan Lemuru. Informasi yang telah diintegrasikan dan dimanfaatkan untuk aplikasi android nelayan pintar adalah in­formasi PPDPI nasional dan informasi PPDPI pelabuhan perikanan.

Data informasi prakiraan cuaca diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi tersebut merupakan informasi prakiraan cuaca wilayah perairan, yang meliputi informasi arah angin, kecepatan angin, cuaca, dan tinggi gelombang laut. In­formasi ini di-update setiap hari oleh BMKG.

Informasi harga ikan merupakan salah satu informasi penting bagi nelayan. KKP melalui Direktorat Pelabuhan Perikanan sudah membuat informasi tersebut. Nelayan bisa mengaksesnya di alamat http://pipp.djpt.kkp.go.id/index.php/produksidanharga. Situs tersebut menampilkan harga dan produksi ikan di pelabuhan perikanan setiap hari atau mengaksesnya langsung dengan mudah melalui aplikasi android nelayan pintar yang telah diintegrasikan.

Informasi kesuburan perairan diperoleh dari data INDESO (Infrastructure Development for Space Oceanography). Program INDESO bertujuan untuk memahami, menganalisis model, maupun memprediksi evolusi sirkulasi laut di perairan Indonesia. Informasi kesuburan perairan mengindikasikan kandungan klorofil di suatu kawasan perairan.

Informasi kesuburan perairan tersebut dapat digunakan sebagai indikasi banyaknya ikan di suatu kawasan perairan. Nelayan dapat membacanya dari warna-warna sebagai Indikator kesuburan suatu kawasan perairan yaitu dari warna biru sampai merah, di mana warna biru mengindikasikan perairan kurang subur, dan warna merah mengindikasikan perairan sangat subur.