Kamis, 02 Juni 2016

BUDIDAYA PATIN (1)

PEMBESARAN
Budidaya ikan patin (Pangasius spp.) dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat benih ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor. Setelah 6 bulan dibesarkan dalam petakan dapat mencapai 600-700 gram/ekor.

A. Persyaratan
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut:
·   Tanah yang baik untuk kolam pembesaran ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak porous. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
·   Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%o untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
·   Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang di danau atau waduk maka lokasi yang tepat yaitu yang berarus lambat dengan kedalaman yang mencukupi (<10 meter).
·   Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
·   PH air berkisar antara: 6,5–7.

B. Pemeliharaan
Pemeliharaan di kolam ditujukan untuk menghasilkan ikan patin ukuran konsumsi (200-1000 gram/ekor). Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Pada usia 6 bulan ikan patin sudah dapat mencapai bobot 600-700 gram. Ikan patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang cukup baik, meski demikian bisa juga dipelihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam kondisi yang baik. Wadah/tempat lain yang bisa digunakan adalah kolam plastik/terpal, karamba bambu, dan karamba jaring apung. Langkah-langkah pemeliharaan ikan patin sebagai berikut:
1.  Persiapan Lahan
·   Keringkan kolam sebelum diisi air.
·   Taburkan garam krosok untuk membasmi jamur.
·   Gemburkan dasar kolam/tanah dengan cara dicangkul/bajak/traktor.
·   Taburkan kapur sebanyak 500-1.000 kg/hektar.
2. Pemupukan
·  Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk cair ditebarkan di saat proses pengeringan air kolam, lalu setelah 3-5 hari masukkan air setinggi 5-10 cm, kemudian endapkan selama 1 pekan.
·  Setelah 1 pekan tambahkan air menjadi 30 cm dan selanjutnya masukkan lagi pupuk cair ke dalamnya. Biarkan selama 3 hari. Kolam siap ditebari benih ikan.
3. Penebaran Benih
 ·    Benih yang ditebar adalah berukuran 9-12 cm.
·    Waktu yang baik saat penebaran adalah ketika cuaca redup, biasa dilakukan pada pagi atau petang hari.
·    Jumlah benih yang ditebarkan (padat penebaran) bisa sebanyak 10-50 ekor tiap meter kubik air dalam kolam.
·    Sebelum ditebar ke dalam petakan kolam benih patin perlu diaklimatisasi terlebih dahulu dengan cara adaptasi media yakni penyesuain tempertur air, kadar garam dan sifat-sifat air lainnya.
4. Pemberian Pakan
·  Faktor yang cukup menentukan dalam budidaya ikan patin adalah faktor pemberian makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberian makanan.
·  Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
·  Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh (sampel) yang diambil dari ikan yang dipelihara.
·  Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, ikan rucah, sisa-sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
·   Salah satu kendala dan masalah budidaya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung.
·   Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu.
·   Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

C. Pemanenan
·    Pemanenan adalah saat yang ditunggu oleh pembudidaya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan, kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
·    Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai di bagian hilir kemudian bergerak ke bagian hulu. Jadi bila ikan didorong maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
Pemasaran ikan patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakan menjual dalam bentuk ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar