Selasa, 17 Februari 2015

PENYAKIT WHITE SPOT PADA LELE

IDENTIFIKASI
Ichthyophthirius multifiliis
Domain         : Eukaryota
(unranked)    : Alveolata
Phylum         : Ciliophora
Class            : Oligohymenophorea
Order            : Hymenostomatida
Family           : Ichthyophthiriidae
Genus           : Ichthyophthirius
Species         : Ichthyophthirius multifiliis

Tubuh Ichthyophthirius multifiliis
SIKLUS HIDUP

Penyakit White Spot (WS) yang juga dikenal dengan nama penyakit Ich ini disebabkan oleh Ichthyopthirius multifiliis, sejenis protozoa berbentuk oval yang diselimuti silia.


Siklus hidup Ichthyophthirius multifiliis
Siklus hidup parasit ini terbagi dalam beberapa fase, yaitu parasiter (tropozoit), pra-kista (tomont), kista (trophont), pasca-kista (theront). Siklus hidup ini terjadi selama 6 hari pada suhu 25°C, 10 hari pada suhu 15°C, dan lebih sebulan pada suhu 10°C.
Fase parasiter merupakan fase aktif yang membentuk nodula (spot atau bintik) putih di kulit dan epitel insang ikan. Bila sudah dewasa, parasit akan keluar dari nodula dan membentuk pra-kista yang berenang bebas mencari tempat menempel seperti akuarium, selokan, dan tanaman air. Di tempat menempelnya pra-kista akan berkembang menjadi kista yang di dalamnya berisi tomite.

Tomite inilah yang akan membelah menjadi banyak. Pembelahan tomite menyebabkan kista pecah sehingga tomite keluar. Tomite selanjutnya akan berkembang menjadi bentuk pasca-kista. Fase inilah yang aktif menyerang ikan. Jumlahnya di dalam air sangat banyak. Setiap kista dapat menghasilkan lebih dari 1.000 pasca-kista.

GEJALA
Bintik putih
Hampir semua ikan air tawar dapat terserang penyakit ini. Walaupun kebanyakan yang diserang adalah benih ikan berukuran 1-5 cm, namun penyakit ini pun sering menyerang ikan besar maupun kecil. Penyakit ini bersifat obligat parasitic dan sangat ganas karena bisa mematikan 100 persen populasi ikan lele utamanya ukuran larva dan benih dalam tempo beberapa hari saja.

Penyakit white spot bahkan bisa menyerang dan mematikan larva ikan lele secara total dalam hitungan jam saja. Sore dan malam hari larva lele masih terlihat sehat. Pagi hari saat dikontrol ternyata sudah mati total. Ratusan ribu larva di dalam bak mati total dan terlihat seperti ampas kelapa mengendap di dasar bak.

Pada lele ukuran benih atau konsumsi, gejala klinis dari serangan penyakit ini, ikan terlihat menggosok-gosokkan pada benda di sekitarnya, frekuensi pernafasan meningkat (megap-megap), nafsu makan menurun, terdapat bintik-bintik putih pada sirip, kulit atau insang. Namun pada larva ikan, gejala klinis tersebut sulit diamati sehingga upaya pencegahan lebih disarankan.

Penyebaran penyakit ini sangat cepat, terutama pada suhu optimalnya (15-25°C). Pada suhu 30°C atau lebih, penyakit ini akan mati atau siklusnya berhenti. Apabila infeksinya sudah meluas ke seluruh tubuh berupa bintik-bintik putih maka ikan bisa mati. Tanda serangan penyakit ini adalah ikan akan naik ke permukaan air dan adanya bintik putih pada kulit. Pada serangan cukup serius, ikan akan menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding akuarium atau kolam sehingga menimbulkan luka. Luka dapat mengalami infeksi sekunder oleh cendawan.

Penyakit white spot biasanya muncul saat suhu air kolam turun. Kondisi ini terjadi pada cuaca dingin. Melihat kebiasaan ini, maka pada cuaca dingin seperti saat ini serangan penyakit white spot perlu dicegah. Pada cuaca dingin yang biasa terjadi pada musim hujan belakangan ini, para pembudidaya ikan lele perlu ekstra waspada. Kewaspadaan ini perlu mendapat perhatian khusus karena pada cuaca dingin seperti ini rawan muncul penyakit ikan.

PENANGANAN
Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara memberok ikan pada air mengalir atau kepadatan ikan dikurangi. Untuk pengobatannya dilakukan dengan cara ikan yang sakit direndam dalam larutan garam dapur 4 g/l selama 5-10 menit. Setelah direndam, ikan dimasukkan kembali ke air bersih. Perendaman ikan dalam larutan metil biru sebanyak 0,7-1,0 mg/l selama 24 jam pun dapat membantu menghilangkan penyakit ini bila keadaannya belum parah.

Oleh karena siklus hidup parasit ini selama enam hari maka pengobatannya disarankan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut. Ini dilakukan agar bibit penyakit benar-benar habis. Selain dengan obat dan garam dapur, pengaturan suhu menjadi 31-32°C selama 10 hari dapat mematikan parasit.

Beberapa pencegahan penyakit white spot yang bisa dilakukan di antaranya adalah menjaga suhu air media budidaya (kolam, bak atau akuarium) agar tetap hangat pada kisaran angka 29°C. Hal ini perlu diperhatikan, karena ketika suhu turun sampai 25°C, penyakit white spot bisa menyarang secara tiba-tiba.

Untuk menaikan suhu air media budidaya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bila usaha pembenihan dilakukan di dalam ruangan bisa menggunakan heather (pemanas) yang dipasang di dalam bak. Bisa juga dikombinasikan dengan memasang pemanas di ruangan. Bahkan ada juga pembudidaya yang mencoba menaikkan suhu air dengan menyalakan beberapa kompor di dalam ruang pembenihan (hatchery).  Bila kolam atau bak berada di luar ruangan, bisa juga dicoba dengan menurunkan ketinggian air selama siang hari.

Cara lainnya mencegah serangan penyakit white spot adalah dengan cara menebarkan garam dapur atau garam krosok (garam yang berukuran kasar) ke dalam air kolam atau bak. Dosis garamnya cukup 300 gram/m3 air. Penebaran garam dapur ini diulang setiap pekan.

Selain menaikkan suhu air dan penebaran garam, kualitas air perlu juga mendapat perhatian secara khusus, utamanya kandungan oksigen agar tetap optimal untuk ikan. Untuk menjaga agar oksigen tetap optimal bisa dilakukan pemasangan aerator, blower atau meningkatkan frekuensi pergantian air dengan cara memperbesar aliran air yang masuk.

Sumber: Darti S.L dan Iwan D, Agus Rochdianto

2 komentar:

  1. Terima kasih informasinya pak....

    Saya mau menanyakan pembahasan pada bagian Cara menaikkan suhu air yaitu pada bagian akhir alinea, disitu ditulis salah satu cara menurunkan suhu yaitu dengan mengurangi air pada selama siang hari.

    Saya kurang sependapat dengan hal ini dikarenakan badan air yang terlalu rendah akan berdampak pada over heating / kepanasan didalam air, sementara penambahan air pada malam hari akan berakibat pada perubahan PH yang drastis dan itu membuat stress.

    Dari yang pernah kami lakukan juga berdasarkan kuliah yang pernah kami terima, mempertahankan ketinggian air adalah cara untuk memmpertahankan suhu secara stabil.

    dikarenakan , ikan jika mengalami stress akan mengakibattkan opportunitas bagi penyakit ikan, misalkan jenis Ich tadi untuk menyerang dalam kondisi ikan stress.

    Salam dari kami

    www.carabudidayaikan.com

    BalasHapus
  2. pendapat anda tepat untuk perlakuan pada bak-bak permanen yang terkontrol di dalam suatu ruangan/tertutup. namaun jika dilakukan pada kolam yang tidak permanen (tanah, plastik dengan badan menempel pada tanah dan sebagainya) dan denagn luasan yang cukup, cara menurunkan suhu air dengan menurunkan ketinggian kadang dapat mencapai tujuan pada saat intensitas sinar matahari cukup baik, meskipun hal ini adalah alternatif yang hanya bisa dilakukan apabila kondisi kesehatan ikan tidak sedang memburuk tentunya.
    terima kasih atas gagasan yang dikemukakan, semoga bisa lebih melengkapi informasi.
    salam

    BalasHapus